Roh Kudus
Oknum/ Pribadi Allah yang Ke-Tiga
(Hubungannya dengan Bapa dan Yesus Kristus)
(Hubungannya dengan Bapa dan Yesus Kristus)
I.
Pendahuluan
Roh Kudus merupakan
oknum pribadi Allah yang ketiga, Roh Kudus dengan Bapa, dan Yesus Kristus
saling berhubungan. Kata Roh Kudus dapat kita temukan dalam Perjanjian
Baru. Dan pada
kesempatan kali ini penyaji akan membahas tentang Roh Kudus Oknum/ Pribadi
Allah yang ketiga (Hubungannya dengan Bapa dan Yesus Kristus). Semoga sajian
kalian ini dapat menambah wawasan kita bersama.
II.
Pembahasan
2.1. Pengertian Roh Kudus
Roh
Kudus adalah oknum pribadi Allah yang ketiga yang dinyatakan kedatangannya
dalam PB. Roh Kudus tidak identik atau
tidak sama dengan Roh Allah dan Roh Tuhan. Dalam sejarah keselamatan Roh Kudus
itu identik dengan oleh Allah dan Yesus Kristus menjadi satu-satunya oknum
untuk menuntun, menolong, menghibur dan menginsafkan dunia dalam Yesus Kristus.
Roh Kudus bukan tenaga aktif dari Allah atau kekuatan Allah atau motifasi
Allah, atau kepribadian Allah sendiri tetapi oknum / pribadi Allah yang ketiga
oleh karena itu Roh Kudus belum dinyatakan dalam PL. Dengan demikian Ia tidak bisa
disamakan dengan Roh Allah dan Roh Tuhan.[1]
2.2. Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru[2]
2.2.1.
Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama istilah yang dipakai untuk
kata ‘Roh’ ialah ‘ruah. Dalam
hubungannya dengan Allah, istilah yang dipakai ialah Roh Allah (Mis. Yes.
61:1a) dan istilah ini berarti bahwa Allah sendiri yang hadir dan bertindak.
Istilah ini juga berarti ‘nafas yang dihembuskan’ yang menjadi pusat kehidupan
atau ‘nepes’ yang berati ‘nafas
Allah’ atau ‘nafas yang di hembuskan Allah’ (Yes. 40:7; Yehez. 37:9) seperi
angin yang bertiup. Secara singkat dalam PL Roh Allah berfungsi dalam beberapa hal.
1. Membentuk
ciptaan, memberi hidup kepada binatang dan manusia dan mengarahkan alam dan
sejarah alam semesta (kej. 1:2; 2:7; Ayub 33:4; Maz. 33:6; 104:2-30).
2. Menyatakan
firman Allah kepada hamba yang akan dipakai mengungkapkannya, misalnya para
nabi (Bil. 24:2, 2 Sam 23:2).
3. Mengajar
orang untuk setia berjalan sesuai denngan Firman Allah (Neh. 9:20; Maz 143: 10;
Yes 48:1,6).
4. Meningkatkan
iman, pertobatan, ketaatan, kebenaran, pujian dan doa (Maz. 51:10-12; Yes.
11:2; 44:3; Yehez. 11:19; 37:14; Yoe 2:28-29).
5. Memperlengkapi
kepemimpinan yang kuat dan bijaksana (kej. 41:38; Bil:11:16; Ul. 34:9; Hakim
3:10)
6. Memberi
keterampilan untuk pekerjaan kreatif (Kel. 31:1-11; Hag.2:5; Zak4:6).
2.2.2.
Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
Dalam perjanjian Baru Istilah Bahasa Yunani yang
dipakai untuk kata ‘roh’ ialah ‘pneuma’. Dalam
Yohanes 3:8 istilah ini diterjemahkan dengan ‘angin’ dan dalam Tes. 2:8
diterjemahkan dengan ‘nafas’. Istilah lain yang dipakai dalam bahasa Yunani
ialah ‘parakletos’. kata ini berasal
dari dua kata yaitu ‘para’ dan ‘kleo’ artinya ‘dipanggil untuk bersama
seseorang’ atau ‘dipanggil’ untuk membantu seseorang’. Jadi dengan istilah ini
yang paling ditekankan ialah fungsi Roh, yaitu Roh Kudus yang dipanggil sebagai
pembimbing, penolong, yang menguatkan, penopang, penasehat.
Roh Kudus juga menyatakan kebenaran tentang Yesus
(Yoh. 14:26; 16:13; Ef. 3:2-6; 1Tim. 4:1), menerangi pikiran pendengar sehingga
mereka menerima kesaksian para Rasul dengan pengertian yang benar, mengakui ketuhanan Kristus dan
mengalami kekuasaan-Nya yang merubah hidup manusia melalui iman (Yoh. 16:8-11;
Kis. 10:44-48; 1Kor. 2:14-16). Juga Roh kudus mempersatukan orang percaya
dengan Kristus dalam proses kelahiran baru menjadi waris kerajaanNya (Rom.
14:17).
2.3. Roh Kudus sebagai Oknum/
Pribadi Allah yang ke-Tiga
Roh Kudus mengajar kita untuk berdiri atas dasar
nisbah antara anak dan Bapa, dan Roh itu juga memelihara hubungan yang hidup. Ia
memasuki hati orang beriman untuk membangkitkan kesadaran para anak itu. Dari
hati orang beriman tadi Ia naik ke hadirat Tuhan Allah, serta membantu orang beriman
berdoa (Rm. 8:15).[3]
Bersama dengan Anak, Allah Bapa mengutus Roh Kudus
dari kekekalan, “jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
kebenaran yang keluar dari Bapa, ia akan bersaksi tentang Aku” (Yoh 15:26).
Allah tidak terbagi menjadi tiga bagian, yang tiap bagian pribadi menjadi
sepertiga Allah; tetapi, tiap Pribadi adalah kepenuhan Allah (Kol. 2:9). Tiap
pribadipun bukanlah perwujudan atau tahap yang berbeda, dan masing-masing
adalah Allah yang penuh dan sempurna. Jadi Bapa adalah Allah yang benar dan satu-satunya
(Yoh. 17:3), Anak adalah Allah yang benar (1Yoh. 5:20), dan Roh Kudus juga
adalah Allah yang benar (Kis. 5:3,4). Pribadi yang satu tidak lebih rendah atau lebih tinggi dari Pribadi yang lain.
Kedudukan dan kemuliaan dari ketiga pribadi itu sama, dan tak satupun pribadi yang lebih agung dari pada yang lain (Yoh.
5:23).[4]
Roh Kudus tidak bersifat universal, artinya tidak
diberikan secraa bebas kepada setiap orang tetapi kedatangannya hanya terbatas
kepada manusia menurut kriteria yang ditentukan oleh Yesus Kristus sendiri. Roh
Kudus kedatanganya adalah untuk menggenapi tugas dan fungsinya sebagai maha
yang dijanjikan oleh Yesus Kristus Kepada orang-orang percaya.[5]
2.4. Hubungan Roh Kudus dengan Bapa
Sebagai
satu pribadi maka Roh Kudus itu adalah Allah. Dalam Kisah Para Rasul 28:25
Lukas mengatakan bahwa Firman yang dikatakan Yesaya dalam Yes. 6:9-10 dikatakan
oleh Roh Kudus. Sebagai Allah sifat yang dimiliki oleh Roh Kudus sama dengan
sifat yang dimiliki oleh Bapa dan Tuhan Yesus Kristus yang juga sekaligus
membuktikan bahwa ia adalah Allah.[6]
Sesudah kematian dan kebangkitan
Yesus, Allah melanjutkan pekerjaaNya dalam Roh Kudus. Roh Kudus adalah nama
lain untuk Kasih Allah yang pergi kepada
manusia dan yang merobah dan memperbaharuinya. Roh Kudus – seperti yang dikatakan tadi – adalah kehadiran Allah yang kita alami dalam hidup
kita: kehadiran Allah yang menguatkan kita dan menatang kita, kehadiran
Allah yang menghibur kita dan yang membuka perspektif – perspektif baru untuk
kita kemasa depan.[7]
Sebab Roh Kudus diutus memasuki hati
orang beriman dan roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh orang beriman (Gal.
4:6; Rm. 8:16). Maka orang beriman dipanggil untuk hidup didalam hubungan
dengan Allah sebagai anak Allah yang sejati. Mereka harus membuang roh
perbudakan (Rm. 8:15; Gal. 4:6). Diini tampak dengan jelas hubungan antara Roh
Kudus dan hal “menjadi anak Allah”.[8]
2.5. Hubungan Roh Kudus dengan Yesus
Kristus
Kristus dan Roh Kudus tidak boleh dipisahkan satu sama
lain. Pekerjaan Roh Kudus dicirikan oleh keesaan-Nya dengan Kristus. Roh Kudus
tidak berkata dari dirinya sendiri (Yoh. 16:13). Roh itu bersaksi tentang
Kristus (Yoh. 15:26). Roh Kudus datang dari Kristus dan mau memimpin kita
kepada Kristus (1 Yoh 4:1-3). Dengan perantaraan Roh Kudus dan Alkitab, Kristus
sendiri berbicara kepada kita. Roh Kudus dapat disebut Roh Kristus (Galatia 4:6; Rm 8:9; FLP 1:19; 1Ptr 1:11). Yesus
sendiri dapat berkata kepada murid-murid-Nya: “Terimalah Roh Kudus!” (Yoh
20:22). Dimana Roh Kudus bekerja disitulah Kristus
diberitakan dan dimuliakan. Demikianlah orang-orang beriman dapat menguji
segala roh dan membedakan antara Roh Kudus dan pelbagai roh palsu. Roh Kudus
datang dari Kristus dan mau memimpin
kita kepada Kristus (1Yoh 4:1-3).[9]
Roh Kudus sendiri memusatkan perhatian pada Kristus
dan selalu memuliakan Dia (Yohanes 15:26; 16:4). Roh Kudus itu diakui sebagai
Pribadi yang nyata, yang berakal, berperasaan, dan berkehendak.[10] Dalam
Perjanjian Baru Allah menyatakan diri-Nya lebih jelas lagi di dalam dan melalui
Anak-Nya yang Tunggal, Firman yang telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus
untuk melakukan karya penyelamatan bagi manusia. Kedatangan Yesus Kristus juga
merupakan penggenapan semua janji keselamatan yang dikatakan dalam Perjanjian
Lama. Yesaya menubuatkan bahwa Tuhan Yesus di urapi Roh Kudus (Yes. 42:1) dan
Roh itu juga memberikan Dia kekuatan, hikmat dan pengetahuan untuk melakukan
pelayanan-Nya (Yes. 11:2-3). Ketika Yesus menyatakan diri-Nya kepada mereka
melalaui firman-Nya dan melalui mujizat yang dilakukan-Nya kepada mereka maka
Roh Kudus bekerja didalam hati mereka.[11]
2.6. Hubungan Roh Kudus dengan
Allah Bapa dan Yesus Kristus (Tritunggal)
Roh Kudus adalah sehakekat dengan Allah Bapa dan
Allah anak: “sebagaimana Bapa, begitu
juga anak, begitu jugalah Roh Kudus”, Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh
Kudus adalah Allah, namun itu bukanlah tiga ilah , melainkan satu Allah; Bapa
adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, Roh Kudus adalah Tuhan,” namun itu bukan tiga
Tuhan melainkan satu Tuhan. Demikianlah ditekankan kesamaan dan keesaan antara
Allah Bapa, Yesus Kristus serta Roh Kudus.[12]
Yesus adalah manusia, tetapi yang begitu bersatu dengan Allah, sehingga di
dalam Dia kita bertemu dengan Allah sendiri, dah bahwa Roh Kudus bukanlah
sesuatu yang berada disamping Allah, tetapi Allah sendiri yang hadir dan
bertindak di dalam manusia dan didalam dunia.[13]
Ditinjau dari segi pelaksanaan tugas walaupun secara
tertulis kelihatan penekanan peran masing-masing pribadi, misalnya Bapa
mencipta, anak menebus dan Roh Kudus menyucikan, namun didalam pelaksanaan
peran tersebut ketiga person Tritunggal itu selalu terlibat bersama-sama.
Didalam proses penciptaan misalnya ketiga oknukm tersebut terlibat (Kej. 1:1;
Kol. 1:16; Maz. 149:5; Yoh.1:3; Maz. 104:30). Demikian juga dalam menjadikan
mansuaia menjqadi baru/ melahirkan kembali Roh Kudus berperan penting (Yoh.
3:5-6; 1 Yoh. 5:4). Juga dalam karya pengudusan (Yud. 1; Ibr. 2:11 dan 1 Petr.
1:2), sebagai sumber hidup (Rom. 6:23; Yoh.10:28), Gal. 6:8). Ketiga oknum
Allah Tritunggal itu selalu aktif. Jadi Bapa, Anak adalah Allah dan Roh Kudus
adalah Allah yaitu Allah yang Esa.[14]
Dalam Yoh 3: 16 dikatakan karena begitu besar kasih
Allah sehingga dikaruniaknnya Yesus Kristus mengadakan perseteruan dengan
Allah. Tapi Allah karena kasih-Nya mengutus Yesus Kristus untuk memperdamaikan
perseteruan manusia dengan Yesus dan menuntun, memimpin serta menolong manusia
untuk percaya kepada Yesus Kristus. Sehingga satu-satunya Jurus’lamat yang
sudah ditentukan oleh Allah Bapa sehingga dengan demikian tujuan missi Allah
tercapai sebagaimana dituliskan dalam Yoh. 3:16 b; supya setiap orang yang
percaya kepada Yesus Kristus memperoleh hidup yang kekal.[15]
III.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa Roh kudus adalah oknum pribadi Allah yang ketiga yang
dinyatakan kedatangannya dalam PB. Roh Kudus bukan tenaga aktif dari Allah atau
kekuatan Allah atau motifasi Allah, atau kepribadian Allah sendiri tetapi oknum
/ pribadi Allah yang ketiga oleh karena itu Roh Kudus belum dinyatakan dalam
PL. Dengan demikian Ia tidak bisa disamakan dengan Roh Allah dan Roh Tuhan. Roh
Kudus tidak bersifat universal, artinya tidak diberikan secara bebas kepada
setiap orang tetapi kedatangannya hanya terbatas kepada manusia menurut kriteria
yang ditentukan oleh Yesus Kristus sendiri.
IV.
Daftar
Pustaka
Abineno
J.L. Ch., Pokok-Pokok Penting Dari Iman
Kristen, Jakarta: Gunung mulia, 1999
Boland,
B.J., Inti Sari Iman Kristen, Jakarta:
BPK-GM, 1986
Hadiwijono.
Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM,
2014
Horton.
Stanley M., Oknum Roh Kudus, Malang:
Penerbit Gandum Mas, 2002
Koehler.
Edward W.A., Intisari Ajaran Kristen, Pematang
siantar: Kolportase Pusat GKPI, 2010
Niftrik.
G.C. van & B.J.Boland, Dogmatika Masa
Kini, Jakarta: BPK-GM, 1999
Tobing Victor L.,
Roh Kudus, Medan: Yayasan Persekutuan
Doa dan Penelaan Alkitab, 2004
[1]
P. Munthe, Rekaman catatan Rekaman
Akademik Dogmatika II, (Kamis, 10
November 2016)
[2]
Victor L.. Tobing, Roh Kudus, (Medan:
Yayasan Persekutuan Doa dan Penelaan Alktab, 2004), 17 – 21
[3]
Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta:
BPK-GM, 2014), 361
[4]
Edward W.A. Koehler, Intisari Ajaran
Kristen, (Pematang Siantar: Kolportase Pusat GKPI, 2010), 33-34
[5]
P. Munthe, Rekaman catatan Rekaman
Akademik Dogmatika II, (Kamis, 10
November 2016)
[6]
Victor L. Tobing, Roh Kudus, 25
[7]
J.L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting
Dari Iman Kristen, (Jakarta : Gunung Mulia, 199), 136 – 137
[8]
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 361
[9]
G.C. van Niftrik & B.J.Boland, Dogmatika
Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 1999), 343
[10]
Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, (Malang:
Penerbit Gandum Mas, 2002), 8
[11]
Victor L.. Tobing, Roh Kudus, 72
[12]
G.C. van Niftrik & B.J.Boland, Dogmatika
Masa Kini, 345
[13]
J.L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting
Dari Iman Kristen, 144
[14]
Victor L.. Tobing, Roh Kudus 33
[15]
P. Munthe, Rekaman catatan Rekaman
Akademik Dogmatika II, (Kamis, 10
November 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar