Jumat, 10 Mei 2019


Roh Kudus 
Oknum/ Pribadi Allah yang Ke-Tiga
(Hubungannya dengan Bapa dan Yesus Kristus)
       I.            Pendahuluan
Roh Kudus merupakan oknum pribadi Allah yang ketiga, Roh Kudus dengan Bapa, dan Yesus Kristus saling berhubungan. Kata Roh Kudus dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru.  Dan pada kesempatan kali ini penyaji akan membahas tentang Roh Kudus Oknum/ Pribadi Allah yang ketiga (Hubungannya dengan Bapa dan Yesus Kristus). Semoga sajian kalian ini dapat menambah wawasan kita bersama.

    II.            Pembahasan
2.1. Pengertian Roh Kudus
            Roh Kudus adalah oknum pribadi Allah yang ketiga yang dinyatakan kedatangannya dalam PB. Roh Kudus tidak identik  atau tidak sama dengan Roh Allah dan Roh Tuhan. Dalam sejarah keselamatan Roh Kudus itu identik dengan oleh Allah dan Yesus Kristus menjadi satu-satunya oknum untuk menuntun, menolong, menghibur dan menginsafkan dunia dalam Yesus Kristus. Roh Kudus bukan tenaga aktif dari Allah atau kekuatan Allah atau motifasi Allah, atau kepribadian Allah sendiri tetapi oknum / pribadi Allah yang ketiga oleh karena itu Roh Kudus belum dinyatakan dalam PL. Dengan demikian Ia tidak bisa disamakan dengan Roh Allah dan Roh Tuhan.[1] 


2.2. Roh Kudus dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru[2]
            2.2.1. Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama istilah yang dipakai untuk kata ‘Roh’ ialah ‘ruah. Dalam hubungannya dengan Allah, istilah yang dipakai ialah Roh Allah (Mis. Yes. 61:1a) dan istilah ini berarti bahwa Allah sendiri yang hadir dan bertindak. Istilah ini juga berarti ‘nafas yang dihembuskan’ yang menjadi pusat kehidupan atau ‘nepes’ yang berati ‘nafas Allah’ atau ‘nafas yang di hembuskan Allah’ (Yes. 40:7; Yehez. 37:9) seperi angin yang bertiup. Secara singkat dalam PL Roh Allah  berfungsi dalam beberapa hal.
1.      Membentuk ciptaan, memberi hidup kepada binatang dan manusia dan mengarahkan alam dan sejarah alam semesta (kej. 1:2; 2:7; Ayub 33:4; Maz. 33:6; 104:2-30).
2.      Menyatakan firman Allah kepada hamba yang akan dipakai mengungkapkannya, misalnya para nabi (Bil. 24:2, 2 Sam 23:2).
3.      Mengajar orang untuk setia berjalan sesuai denngan Firman Allah (Neh. 9:20; Maz 143: 10; Yes 48:1,6).
4.      Meningkatkan iman, pertobatan, ketaatan, kebenaran, pujian dan doa (Maz. 51:10-12; Yes. 11:2; 44:3; Yehez. 11:19; 37:14; Yoe 2:28-29).
5.      Memperlengkapi kepemimpinan yang kuat dan bijaksana (kej. 41:38; Bil:11:16; Ul. 34:9; Hakim 3:10)
6.      Memberi keterampilan untuk pekerjaan kreatif (Kel. 31:1-11; Hag.2:5; Zak4:6).

            2.2.2. Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
Dalam perjanjian Baru Istilah Bahasa Yunani yang dipakai untuk kata ‘roh’ ialah ‘pneuma’. Dalam Yohanes 3:8 istilah ini diterjemahkan dengan ‘angin’ dan dalam Tes. 2:8 diterjemahkan dengan ‘nafas’. Istilah lain yang dipakai dalam bahasa Yunani ialah ‘parakletos’. kata ini berasal dari dua kata yaitu ‘para’ dan ‘kleo’ artinya ‘dipanggil untuk bersama seseorang’ atau ‘dipanggil’ untuk membantu seseorang’. Jadi dengan istilah ini yang paling ditekankan ialah fungsi Roh, yaitu Roh Kudus yang dipanggil sebagai pembimbing, penolong, yang menguatkan, penopang, penasehat.
Roh Kudus juga menyatakan kebenaran tentang Yesus (Yoh. 14:26; 16:13; Ef. 3:2-6; 1Tim. 4:1), menerangi pikiran pendengar sehingga mereka menerima kesaksian para Rasul dengan pengertian yang  benar, mengakui ketuhanan Kristus dan mengalami kekuasaan-Nya yang merubah hidup manusia melalui iman (Yoh. 16:8-11; Kis. 10:44-48; 1Kor. 2:14-16). Juga Roh kudus mempersatukan orang percaya dengan Kristus dalam proses kelahiran baru menjadi waris kerajaanNya (Rom. 14:17).

2.3. Roh Kudus sebagai Oknum/ Pribadi Allah yang ke-Tiga
Roh Kudus mengajar kita untuk berdiri atas dasar nisbah antara anak dan Bapa, dan Roh itu juga memelihara hubungan yang hidup. Ia memasuki hati orang beriman untuk membangkitkan kesadaran para anak itu. Dari hati orang beriman tadi Ia naik ke hadirat Tuhan Allah, serta membantu orang beriman berdoa (Rm. 8:15).[3]
Bersama dengan Anak, Allah Bapa mengutus Roh Kudus dari kekekalan, “jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, ia akan bersaksi tentang Aku” (Yoh 15:26). Allah tidak terbagi menjadi tiga bagian, yang tiap bagian pribadi menjadi sepertiga Allah; tetapi, tiap Pribadi adalah kepenuhan Allah (Kol. 2:9). Tiap pribadipun bukanlah perwujudan atau tahap yang berbeda, dan masing-masing adalah Allah yang penuh dan sempurna. Jadi Bapa adalah Allah yang benar dan satu-satunya (Yoh. 17:3), Anak adalah Allah yang benar (1Yoh. 5:20), dan Roh Kudus juga adalah Allah yang benar (Kis. 5:3,4). Pribadi yang satu tidak lebih rendah  atau lebih tinggi dari Pribadi yang lain. Kedudukan dan kemuliaan dari ketiga pribadi itu sama, dan tak satupun pribadi  yang lebih agung dari pada yang lain (Yoh. 5:23).[4]
Roh Kudus tidak bersifat universal, artinya tidak diberikan secraa bebas kepada setiap orang tetapi kedatangannya hanya terbatas kepada manusia menurut kriteria yang ditentukan oleh Yesus Kristus sendiri. Roh Kudus kedatanganya adalah untuk menggenapi tugas dan fungsinya sebagai maha yang dijanjikan oleh Yesus Kristus Kepada orang-orang percaya.[5]

2.4. Hubungan Roh Kudus dengan Bapa
            Sebagai satu pribadi maka Roh Kudus itu adalah Allah. Dalam Kisah Para Rasul 28:25 Lukas mengatakan bahwa Firman yang dikatakan Yesaya dalam Yes. 6:9-10 dikatakan oleh Roh Kudus. Sebagai Allah sifat yang dimiliki oleh Roh Kudus sama dengan sifat yang dimiliki oleh Bapa dan Tuhan Yesus Kristus yang juga sekaligus membuktikan bahwa ia adalah Allah.[6]
            Sesudah kematian dan kebangkitan Yesus, Allah melanjutkan pekerjaaNya dalam Roh Kudus. Roh Kudus adalah nama lain untuk Kasih Allah yang pergi kepada manusia dan yang merobah dan memperbaharuinya. Roh Kudus – seperti  yang dikatakan tadi – adalah kehadiran Allah yang kita alami dalam hidup kita: kehadiran Allah yang menguatkan kita dan menatang kita, kehadiran Allah yang menghibur kita dan yang membuka perspektif – perspektif baru untuk kita kemasa depan.[7]
            Sebab Roh Kudus diutus memasuki hati orang beriman dan roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh orang beriman (Gal. 4:6; Rm. 8:16). Maka orang beriman dipanggil untuk hidup didalam hubungan dengan Allah sebagai anak Allah yang sejati. Mereka harus membuang roh perbudakan (Rm. 8:15; Gal. 4:6). Diini tampak dengan jelas hubungan antara Roh Kudus dan hal “menjadi anak Allah”.[8]

            2.5. Hubungan Roh Kudus dengan Yesus Kristus
Kristus dan Roh Kudus tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Pekerjaan Roh Kudus dicirikan oleh keesaan-Nya dengan Kristus. Roh Kudus tidak berkata dari dirinya sendiri (Yoh. 16:13). Roh itu bersaksi tentang Kristus (Yoh. 15:26). Roh Kudus datang dari Kristus dan mau memimpin kita kepada Kristus (1 Yoh 4:1-3). Dengan perantaraan Roh Kudus dan Alkitab, Kristus sendiri berbicara kepada kita. Roh Kudus dapat disebut Roh Kristus (Galatia 4:6; Rm 8:9; FLP 1:19; 1Ptr 1:11). Yesus sendiri dapat berkata kepada murid-murid-Nya: “Terimalah Roh Kudus!” (Yoh 20:22). Dimana Roh Kudus bekerja disitulah Kristus diberitakan dan dimuliakan. Demikianlah orang-orang beriman dapat menguji segala roh dan membedakan antara Roh Kudus dan pelbagai roh palsu. Roh Kudus datang dari Kristus dan mau memimpin kita kepada Kristus (1Yoh 4:1-3).[9]
Roh Kudus sendiri memusatkan perhatian pada Kristus dan selalu memuliakan Dia (Yohanes 15:26; 16:4). Roh Kudus itu diakui sebagai Pribadi yang nyata, yang berakal, berperasaan, dan berkehendak.[10] Dalam Perjanjian Baru Allah menyatakan diri-Nya lebih jelas lagi di dalam dan melalui Anak-Nya yang Tunggal, Firman yang telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus untuk melakukan karya penyelamatan bagi manusia. Kedatangan Yesus Kristus juga merupakan penggenapan semua janji keselamatan yang dikatakan dalam Perjanjian Lama. Yesaya menubuatkan bahwa Tuhan Yesus di urapi Roh Kudus (Yes. 42:1) dan Roh itu juga memberikan Dia kekuatan, hikmat dan pengetahuan untuk melakukan pelayanan-Nya (Yes. 11:2-3). Ketika Yesus menyatakan diri-Nya kepada mereka melalaui firman-Nya dan melalui mujizat yang dilakukan-Nya kepada mereka maka Roh Kudus bekerja didalam hati mereka.[11]

2.6. Hubungan Roh Kudus dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus (Tritunggal)
Roh Kudus adalah sehakekat dengan Allah Bapa dan Allah anak:  “sebagaimana Bapa, begitu juga anak, begitu jugalah Roh Kudus”,  Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah, namun itu bukanlah tiga ilah , melainkan satu Allah; Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, Roh Kudus adalah Tuhan,” namun itu bukan tiga Tuhan melainkan satu Tuhan. Demikianlah ditekankan kesamaan dan keesaan antara Allah Bapa, Yesus Kristus serta Roh Kudus.[12] Yesus adalah manusia, tetapi yang begitu bersatu dengan Allah, sehingga di dalam Dia kita bertemu dengan Allah sendiri, dah bahwa Roh Kudus bukanlah sesuatu yang berada disamping Allah, tetapi Allah sendiri yang hadir dan bertindak di dalam manusia dan didalam dunia.[13]
Ditinjau dari segi pelaksanaan tugas walaupun secara tertulis kelihatan penekanan peran masing-masing pribadi, misalnya Bapa mencipta, anak menebus dan Roh Kudus menyucikan, namun didalam pelaksanaan peran tersebut ketiga person Tritunggal itu selalu terlibat bersama-sama. Didalam proses penciptaan misalnya ketiga oknukm tersebut terlibat (Kej. 1:1; Kol. 1:16; Maz. 149:5; Yoh.1:3; Maz. 104:30). Demikian juga dalam menjadikan mansuaia menjqadi baru/ melahirkan kembali Roh Kudus berperan penting (Yoh. 3:5-6; 1 Yoh. 5:4). Juga dalam karya pengudusan (Yud. 1; Ibr. 2:11 dan 1 Petr. 1:2), sebagai sumber hidup (Rom. 6:23; Yoh.10:28), Gal. 6:8). Ketiga oknum Allah Tritunggal itu selalu aktif. Jadi Bapa, Anak adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah yaitu Allah yang Esa.[14]
Dalam Yoh 3: 16 dikatakan karena begitu besar kasih Allah sehingga dikaruniaknnya Yesus Kristus mengadakan perseteruan dengan Allah. Tapi Allah karena kasih-Nya mengutus Yesus Kristus untuk memperdamaikan perseteruan manusia dengan Yesus dan menuntun, memimpin serta menolong manusia untuk percaya kepada Yesus Kristus. Sehingga satu-satunya Jurus’lamat yang sudah ditentukan oleh Allah Bapa sehingga dengan demikian tujuan missi Allah tercapai sebagaimana dituliskan dalam Yoh. 3:16 b; supya setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus memperoleh hidup yang kekal.[15]

 III.            Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Roh kudus adalah oknum pribadi Allah yang ketiga yang dinyatakan kedatangannya dalam PB. Roh Kudus bukan tenaga aktif dari Allah atau kekuatan Allah atau motifasi Allah, atau kepribadian Allah sendiri tetapi oknum / pribadi Allah yang ketiga oleh karena itu Roh Kudus belum dinyatakan dalam PL. Dengan demikian Ia tidak bisa disamakan dengan Roh Allah dan Roh Tuhan. Roh Kudus tidak bersifat universal, artinya tidak diberikan secara bebas kepada setiap orang tetapi kedatangannya hanya terbatas kepada manusia menurut kriteria yang ditentukan oleh Yesus Kristus sendiri.

 IV.            Daftar Pustaka
Abineno J.L. Ch., Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, Jakarta: Gunung mulia, 1999
Boland, B.J., Inti Sari Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 1986
Hadiwijono. Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2014
Horton. Stanley M., Oknum Roh Kudus, Malang: Penerbit Gandum Mas, 2002
Koehler. Edward W.A., Intisari Ajaran Kristen, Pematang siantar: Kolportase Pusat GKPI, 2010
Niftrik. G.C. van & B.J.Boland, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 1999
Tobing Victor L., Roh Kudus, Medan: Yayasan Persekutuan Doa dan Penelaan Alkitab, 2004



[1] P. Munthe, Rekaman catatan Rekaman Akademik Dogmatika II, (Kamis, 10 November 2016) 
[2] Victor L.. Tobing, Roh Kudus, (Medan: Yayasan Persekutuan Doa dan Penelaan Alktab, 2004), 17 – 21 
[3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK-GM, 2014), 361
[4] Edward W.A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (Pematang Siantar: Kolportase Pusat GKPI, 2010), 33-34
[5] P. Munthe, Rekaman catatan Rekaman Akademik Dogmatika II, (Kamis, 10 November 2016) 
[6] Victor L. Tobing, Roh Kudus, 25
[7] J.L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, (Jakarta : Gunung Mulia, 199), 136 – 137  
[8] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 361
[9] G.C. van Niftrik & B.J.Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 1999), 343
[10] Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2002), 8
[11] Victor L.. Tobing, Roh Kudus, 72
[12] G.C. van Niftrik & B.J.Boland, Dogmatika Masa Kini, 345         
[13] J.L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, 144
[14] Victor L.. Tobing, Roh Kudus 33
[15] P. Munthe, Rekaman catatan Rekaman Akademik Dogmatika II, (Kamis, 10 November 2016)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar