Pentingnya Pendidikan Agama Kristen
bagi Anak & Remaja
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu
pengajaran yang berasal dari Tuhan, berdasarkan Alkitab yang melibatkan
orang-orang terkhusus umat kristiani. Tidak lain dengan PAK bagi anak-anak dan
remaja, perlu juga pengajaran yang akan mengarahkan mereka pada kerohanian yang
sesuai dengan ajaran Alkitab. Untuk mewujudkan generasi yang taat akan Tuhan,
maka PAK hadir untuk melengkapi kepentingan rohani dan pematangan
kepribadiannya.
II.
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu pengajaran yang
diberikan kepada seorang atau sekelompok orang yang terdapat di suatu wadah
dengan tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, dalam hal ini memerlukan
pendidik yang berupa guru, orang tua, bahkan alam juga dapat menjadi guru bagi
peserta didik tersebut.[1]
Pendidikan bisa dikategorikan sebagai
pengajaran yang dilakukan manusia dengan sadar dan terencana secara terus
menerus, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang semakin baik.[2]
2.2.
Pengertian Pendidikan Agama Kristen
Istilah Pendidikan Agama
Kristen berasal dari bahasa Inggris, “ Christian Education” yang berarti
pendidikan yang berporos pada pribadi Tuhan Yesus dan Alkitab (Firman Allah)
sebagai dasar dan sumber acuannya.[3]
Arti Pendidikan Agama Kristen sebenarnya ialah bahwa dengan menerima pendidikan
itu, segala pelajar, muda dan tua, memasuki persekutuan iman yang hidup dengan
Tuhan sendiri, dan oleh dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan
jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya di segala waktu dan
tempat.[4]
Pendidikan Agama Kristen adalah kegiatan politis bersama para peziarah dalam
waktu yang secara sengaja bersama mereka memberi perhatian pada kegiatan Allah
di masa kini, pada cerita komunitas Kristen dan visi kerajaan Allah,
benih-benih yang telah hadir diantara kita.[5]
Oleh karena Kristen adalah pengikut kristus, Pendidikan Agama Kristen
meletakkan dasar pengajarannya pada pengajaran dan tindakan Yesus Kristus.[6]
Jadi,
dalam
suatu pendidikan itu memerlukan adanya pendidik yang berupa guru maupun yang
lain yang bisa jadi pengarah dan juga peserta didik yang akan diarahkan. Dalam
hal ini adalah Pendidikan Agama Kristen yang berdasarkan pada Alkitab. Tidak
membatasi siapapun yang akan jadi peserta didiknya, yang terpenting yaitu suatu
pengajaran yang akan meningkatkan iman kepada Allah. Karna memang Allah adalah
sumber dari segala pengajaran melalui Yesus Kristus.
2.3.
Pendidikan Agama Kristen bagi Anak-anak
2.3.1.
Pengerttian
Anak
Dalam KBBI anak merupakan keturunan yang
dilahirkan, keturunan yang kedua manusia, manusia yang belum dewasa/ masih
kecil.[7]
Anak adalah individu yang unik yang mempunyai eksistensi yang memiliki jiwa
sendiri serta mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
dengan iramanya masing-masing yang khas.[8]
2.3.2.
Hakekat
PAK Anak-anak
Berbicara mengenai PAK anak-anak tidak
terlepas dari pengertian PAK secara umum yaitu merupakan usaha pendidikan
ataupun pengajaran yang di dalamnya mencakup unsur-unsur keagamaan menurut iman
kepercayaan manusia itu sendiri. Pendidikan merupakan turun-temurun yang
sifatnya berlangsung terus-menerus yang dalam arti bahwa kepada anak-anakpun
merupakan suatu keharusan demi kelanjutan generasi penerus.
Dengan amanat Tuhan Yesus
adalah merupakan pengajaran rohani yang harus diwariskan kepada semua golongan
termasuk anak-anak harus menerima warisan rohani, hal ini dapat dilihat dari
perhatian Yesus kepada anak-anak (Matius 18: 10, 14, Markus 10: 14, 16, Lukas
9: 48). Pernyataan Kasih Allah dalam Yesus Kristus tidak hanya ditujukan kepada
orang dewasa, melainkan juga kepada anak-anak. [9]
Dalam
hal ini, anak sebagai keturunan yang masih kecil atau belum
dewasa perlu perhatian yang akan mengarahkan dirinya untuk mengenal dan meningkatkan
iman, seorang anak dibimbing pertama kalinya dalam lingkungan keluarga, yaitu
orang tua, sebagai pengasuh yang utama dalam hidupnya.
2.3.3.
Fungsi
Pelayanan PAK bagi Anak-anak
Alkitab memberi pengajaran bahwa
pelayanan PAK bagi anak sangatlah penting. Anak-anak harus tahu apa konsekuensi
dari sikap dan perbuatan bertaat, dan apa pula resiko dari perbuatan
memberontak.[10]
Sasaran utamanya adalah anak mengenal dan menerima Kristus sebagai juruselamat
pribadinya. Masa anak-anak merupakan periode yang berbeda dibandingkan orang
dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa seorang anak telah dipengaruhi
lingkungannya sejak dalam kandungan. Secara emosi, anak-anak belajar
mengendalikannya ketika mereka berhubungan dengan orang lain. Secara sosial, anak-anak
belajar berhubungan dengan orang lain dalam konteks sosial. Secara spiritual,
anak-anak dapat menangkap dan memakai konsep-konsep dan prinsip-prinsip Alkitab
dalam kehidupan mereka jika diajarkan sesuai dengan tingkat intelektualnya dan
dikaitkan dengan pengalaman setiap hari. Secara fisik, anak-anak bertumbuh
dengan cepat bila menerima makanan bergizi dan kesehatannya dijaga dengan baik.
Secara mental, anak-anak berkembang secara bertahap dari lahir sampai usia 11
tahun. Secara intelektual, anak-anak sulit memahami pemikiran abstrak dan simbol-simbol.[11]
Jadi,
pelayanan
untuk anak-anak khususnya dalam kerohanian merupakan keharusan untuk
meningkatkan imannya, pengenalannya akan iman rohani akan melahirkan generasi yang takut akan
Tuhan. Pelayanan tersebut dilakukan secara bertahap, yaitu mengenal dan
memahami anak-anak terlebih dahulu, barulah dapat untuk mengembangkannya.
2.3.4.
Tujuan
Pelayanan PAK bagi Anak-anak
Dalam memahami tujuan PAK anak-anak
tidak terlepas dari tujuan PAK secara keseluruhan dan tujuan PAK tidak terlepas
dari tugas Gereja. Tujuan itu meliputi; pengajaran, menjelaskan, melengkapi,
menyanggupkan, mengarahkan dan membantu, setiap orang bertumbuh dalam
pengetahuan, sikap dan perbuatan. [12]
Jadi,
suatu
pelayanan yang benar akan menciptakan hasil yang baik. Bagi anak-anak akan
terbiasa dalam lingkungan yang penuh didikan. Di sini, dengan didikan yang
rohani seorang anak akan lebih mengenal dirinya, secara rohani dalam arti
menyadari perbuatan yang dilakukannya, karna seorang anak sangat takut akan hukuman yang akan menimpa
dirinya jika dia berbuat salah.
2.3.5.
Dasar
Teologi PAK bagi Anak-anak
2.3.5.1. Dalam Perjanjian Lama
Pendidikan
agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh pendidikan lainnya, dalam
masyarakat telah berlangsung sejak zaman Perjanjian Lama. Salah satu contoh
dalam kitab Ulangan 6:7, ”Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada
anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau
sedang dalam perjalanan, apabila engakau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Dari nats di atas jelas bahwa ada keharusan untuk mengajarkan firman Tuhan
kepada anak-anak secara berulang-ulang dan terus-menerus.[13]
2.3.5.2. Dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru menjelaskan ada
dua sumber Pendidikan Agama Kristen yaitu:
a. Yesus
Robert R. Boehlke menyatakan “Yesus
merupakan buah dari pendidikan Yahudi”, pengajaran Yesus dikembangkan dari
pendidikan Yahudi. PAK dalam Perjanjian Baru berpusat kepada Yesus sendiri.
b. Paulus
Pendidikan agama
Yahudi, pertama sekali diperoleh Paulus dari keluarga yaitu dari orang tua.
Sebagai keluarga Ibrani, ayah Paulus menerapkan prinsip keluarga Ibrani yaitu
sistem Patriakat.[14]
Jadi,
dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memerintahkan pengajaran terhadap semua
bangsa termasuk anak-anak yang berlandaskan Firman dan berporos pada Yesus,
untuk menerapkan prinsip kristiani yang taat kepada Tuhan. Pengajaran ini
pertama kali didapatkan dalam keluarga masing-masing.
2.3.6. Konteks PAK bagi Anak-anak
2.3.6.1. Keluarga
Berbicara mengenai
keluarga pada umumnya selalu dihubungkan dengan pendidikan anak, karena
pendidikan utama dan terutama adalah peranan orang tua dalam mengasuh
anak-anak. Dimana orang tua harus meyakini bahwa anak adalah karunia Tuhan yang
dipercayakan kepada orang tua tentang pemeliharaan maupun memberikan
pendidikan.[15]
2.3.6.2. Gereja
Alkitab jelas
menyaksikan bahwa gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya yang
dipanggil untuk bersekutu. Jadi tugas pendidikan merupakan mandate Tuhan Yesus
sendiri hanya kepada murid-murid secara individual tetapi juga persekutuan
orang percaya secara bersama-sama yang kita sebut gereja.[16]
2.3.6.3. Sekolah
Pendidikan di sekolah diberikan lebih
sistematis yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku itulah sebabnya bahwa
pendidikan sekolah disebut dengan pendidikan formal yang mempunyai tujuan
pendidikan nasional sesuai dengan
undang-undang sistem pendidikan nasional. Walaupun masyarakat Indonesia
adalah masyarakat pluralis, namun pendidikan agama di sekolah mempunyai
karakter sebagai pendidikan dalam iman.[17]
Jadi,
pendidikan
untuk anak-anak bisa dilakukan dimana saja, tapi ketiga wadah di atas merupakan
konteks yang paling sering dilakukannya pendidikan tersebut berlangsung. Dalam
pendidikan seperti ini anak-anak lebih terarah, karna guru lebih mampu memahami
anak didiknya dan wadah inilah lingkungan terdekat bagi pengajaran anak-anak.
2.3.6.4. Metode Pembelajaran PAK Anak[18]
Beberapa metode yang bisa digunakan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran dengan bermain pada anak, diantaranya:
·
Bercerita
·
Praktek
·
Drama/ bermain peran
·
Field
visit
·
Diskusi
·
Menyanyi
·
Bermain terbimbing
·
Bermain bebas
Jadi,
metode
yang dilakukan dalam pengajaran anak didik merupakan cara seorang pendidik
untuk memudahkan tercapainya tujuan yang direncakannnya. Metode tersebut haruslah
memahami anak-anak yang akan diajarkannya.
2.4.
Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja
2.4.1.
Pengertian
Remaja
Remaja adalah istilah untuk menyebutkan
masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang memberi istilah: Puberty (Inggris), Puberteit (Belanda), Pubertas
(Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat. Ada juga yang
menggunakan istilah Adulescentio (Latin),
yaitu masa muda.[19]
Remaja merupakan masa peraliahan antara masa anak-anak dan masa dewasa yakni
antara 12 sampai 21 tahun. Masa
remaja mulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan
tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada
umur 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada wanita dan pada laki-laki
sedikit lebih tua.[20]
2.4.2. Hakekat PAK Remaja
Masa remaja terdapat
kekaburan perasaan, pegenalan diri dan pengenalan terhadap kewajiban yang
pasti. Juga ada yang merasa bingung. Dalam hal inilah dilihat perlunya keluarga
dan sekolah memberikan dukungan yang khusus dalam peranan sebagai putra dan
putri, sehingga identitasnya berkembang.[21]
Dalam hal ini juga remaja mempunyai aspek-aspek perkembangan, yang meliputi:
Perkembangan Fisik (sistim saraf, otot-otot, kelenjar Endokrin, dan struktur
fisik), yang sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan, emosi, kekuatan,
dan kemampuan motorik. Perkembangan Inteligensi (kecerdasan), untuk
memperjuangkan tujuan, kemampuan untuk mengadakan penyesuaian, dan untuk
belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya. Perkemabangan Emosi (perasaan
tertentu yang dialami); memperkuat semangat, melemahkan semangat, mengganggu
konsentrasi, dan terganggu penyesuaian sosial. Perkembangan Bahasa (komunikasi)
yang dapat berpengaruh pada pemahaman, pengembangan perbendaharaan kata,
penyusunan kata-kata menjadi kalimat, dan juga ucapannya. Perkembangan Sosial,
akan mempengaruhi lingkungan sosialnya. Perkembangan kepribadian (karakter, temperamen,
sikap, stabilitas emosional, tanggung jawab, dan sosiabilitas). Perkembangan
Moral; adat istiadat, kebiasaan, peraturan/ nilai-nilai atau tata cara
kehidupan. Perkembangan kesadaran beragama; nilai-nilai yang diperoleh anak
pada usia yang muda, dapat menetap menjadi pedoman tingkah laku dikemudian
hari.[22]
Jadi,
seorang remaja merupakan pribadi yang masih
kebingungan akan dirinya, pada masa peralihan ini remaja mencoba mengenal dan
memahami dirinya terhadap lingkungan sekitarnya, yang akan mempengaruhi mental
dan juga karakteristiknya.
2.4.3.
Metode
PAK Remaja
Setiap metode seharusnya dipilih dengan
teliti berdasarkan kebutuhan khusus kelompok atau individu. Kenyataan ini mengingatkan
kita kembali ke ciri khas remaja bahwa dalam usia ini mereka memiliki beragam
kebutuhan serta tuntunan yang harus dijawab.[23]
Beberapa metode yang dapat
digunakan untuk membimbing remaja:
a. Cerita
Cerita mengikat perhatian karna
menggambarkan hidup manusia dengan warna yang serba indah.[24]
b. Diskusi
Dalam diskusi peserta
merasa senang bertukar pikiran dan mencoba mencari kesimpulan bersama.[25]
c. Sandiwara
Kebenaran dipertunjukkan oleh
pemain-pemain sehingga penonton semua turut menghayati segala peristiwa itu dengan
penuh perasaan dan pengertian. Jikalau pokok pertunjukan itu diambil dari Alkitab
atau sejarah gereja, sudah tentu lebih dahulu segala peserta akan mempelajari
latar belakangnya dengan seksama.[26]
d. Ceramah
Kita dapat menguraikan banyak hal dalam
jangka waktu singkat dengan tertib dan menyampaikan pengetahuan yang luas
tentang berbagai hal yang menambah wawasan.[27]
e. Tanya
jawab
Bertanya mengandung rasa ingin tahu dan
berusaha memperoleh jawaban peserta dapat terlihat aktif. Metode ini memberi kesempatan
murid-murid untuk tanya jawab.[28]
f. Audio
visual
Metode visual ini mempergunakan
gambar-gambar terang, film bersuara, papan flanel, piringan-piringan hitam, dan
sebagainya. Cara ini sungguh menarik perhatian.[29]
Jadi,
metode
yang ditawarkan untuk mengajarkan remaja merupakan cara mudah dalam
meningkatkan keingintahuannya akan keadaan dan pribadinya. Dan juga memudahkan
remaja untuk menerima bahan ajaran dan menarik perhatian remaja tersebut.
2.4.4.
Konteks
PAK bagi Remaja[30]
2.4.4.1. Keluarga
Tanggung jawab dalam mengajar PAK
dapat dilakukan melalui kebaktian keluarganya menjadi keluarga atau retreat
keluarga.
2.4.4.2. Gereja
Gereja
merupakan agen utama dalam mengajarkan PAK. Pengajaran PAK dapat diprogram
melalui kebaktian umum, sekolah minggu, bible study, dan berbagai persekutuan
seperti persekutuan kaum muda, kaum wanita, atau kaum bapak.
2.4.4.3. Sekolah
Dalam pendidikan agama di sekolah, guru
agama bertanggung jawab mengajar PAK di sekolah melalui pelajaran agama,
acara-acara perayaan hari besar Kristen dan retreat sekolah.
Jadi,
ketiga
konteks ini akan menuntun remaja dalam menumbuhkan iman dan mengenal PAK lebih
mudah. Dalam hal ini, remaja akan lebih teratur untuk mencari kepribadiannya
dan hubungannya dengan Allah yang dijelaskan secara abstrak.
2.4.5.
Tujuan
PAK Remaja
Melatih kemampuannya yang bersifat
jasmani, memperbaiki keterampilannya khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan
hidup, mengembangkan kemampuan intelektualnya, mempertajam penggunaan
pancaindera khususnya yang berhubungan dengan dunia sekitarnya, bersaing dengan
dirinya saja dan membimbingnya untuk bertindak baik.[31]
Jadi,
dengan
adanya tujuan dalam pendidikan ini, maka seorang remaja akan diajar berdasarkan
langkah-langkah yang benar yang dapat memudahkan dirinya terbimbing mengarah
pada tujuan yang hendak dicapai. Pengetahuan remaja akan kerajaan Allah
merupakan tujuan yang utama dalam kehidupan. Maka remaja perlu mengetahui hal
yang diyakini, bahkan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
III.
KESIMPULAN
Dari rincian di atas, dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen bagi Anak dan Remaja merupakan suatu
hal yang penting. Dalam hal ini, dapat kita lihat dari berbagai aspek
perkembangan pada anak dan remaja yang sangat berpengaruh pada karakteristik,
mental, bahkan kemampuan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan lingkungan
hidupnya. Pada usia tersebut bisa dikatakan masih dalam tahap yang labil,
kebingunan akan jati dirinya. Beberapa tahap atau metode pengajaran yang
dilakukan untuk membimbing anak agar lebih baik terutama dalam iman dan
kepercayaannya terhadap Allah. Pendidikan ini dibuat untuk melahirkan para
pengajar atau peserta didik mengambil bagian untuk lebih berbakti dan mempraktekkan
kebenaran-kebenaran yang sesuai dengan Alkitab. Karna sebagai umat kristiani
diperlukan pemahaman akan berbagai aspek yang mengarahkan orang-orang menuju
nilai- nilai rohani yang terkandung dalam Alkitab.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Deli & Ali M., KBBI, Bandung,: Penabur Benih, 2000
Dkk & Rida Gultom., Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-Anak, Medan: CV. MITRA, 2011
Elisabeth., Pembelajaran PAK pada Anak Usia Dini, Bandung:
Bina Media Informasi, 2009
GP, Harianto., PAK
dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini,Yogyakarta: Andi, 2012
Groome, Thomas H., Christian Religius
Education-Pendidikan Agama Kristen,Jakarta:
BPK- Gunung Mulia, 2010
I.H. Enklaar & E.G. Homrighausen., Pendidikan Agama Kristen, Jakarta:
BPK-GM, 2009
Kristianto, Paulus Lilik., Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: Andi, 2006
Nainggolan, Jhon M., Guru, Agama Kristen sebagai Panggilan dan Profesi,Bandung: Bina Media Informasi, 2010
Nuhamara, Daniel., PAK Remaja, Bandung: Jurnal Info Media, 2008
Rida & Dame., PAK kepada Remaja & Pemuda, Medan:
Mitra, 2011
Shindubata., Membuka
Masa Depan Anak-anak Kita,Yogyakarta: KANSIUS, 2000
Siti Sundari & Sri Rumini., Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta:
Rineka Cipta, 2004
Stefanus, Daniel., Sejarah PAK, Bandung: Bina Media Informasi, 2009
Suprijanto., Pendidikan
Orang Dewasa, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Yulia & Singgih., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: BPK- GM, 2008
[1]
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta:
Bumu Aksara, 2009), 2
[2]
Dame & Rida, PAK kepada Remaja & Pemuda, (Medan:
Mitra, 2011), 3
[3]
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan
Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: Andi, 2006), 4
[4]
E. G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan
Agama Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 26
[5]
Thomas H. Groome, Christian Religius
Education-Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 37
[6]
Harianto GP, PAK dalam Alkitab &
Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yogyakarta: Andi, 2012), 52
[7]
Ali M & Deli, KBBI, (Bandung,:
Penabur Benih, 2000), 41
[8]
Shindubata, Membuka Masa Depan Anak-anak
Kita,(Yogyakarta: KANSIUS, 2000), 83
[9] Rida Gultom & dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-Anak, (Medan: CV. MITRA,
2011), 7
[11]
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip &
Praktik PAK,(Yogyakarta: Andi, 2006), 87
[13] Rida Gultom & dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-Anak, 15
[14] Rida Gultom & dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-Anak, 16-17
[15] Rida Gultom & dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-Anak, 19
[16] Rida Gultom & dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-Anak, 24-26
[17] Rida Gultom & dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-Anak, 27
[18]
Elisabeth, Pembelajaran PAK pada Anak Usia
Dini, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 68
[19]
Sri Rumini & Siti sundari,
Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 38
[20]
Singgih & Yulia, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK- GM, 2008), 203
[21]
Rida Gultom & dkk, Pendidikan Agama
Kristen Kepada Anak-Anak, 41
[22] Dame & Rida, PAK kepada Remaja & Pemuda, (Medan: Mitra, 2011), 26-34
[24] E. G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK-
GM, 1985), 96
[25] E. G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, 97
[26] E. G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, 98
[27] E. G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, 99-100
[28] Jhon M. Nainggolan, Guru, Agama Kristen sebagai Panggilan dan Profesi,(Bandung: Bina
Media Informasi, 2010), 138
[29] E. G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, 80
[30] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, 7
[31]
Daniel Stefanus, Sejarah PAK, (Bandung: Bina Media
Informasi, 2009), 104
Mantap sangat memberkati,,,TYM
BalasHapusTrimakasih
Hapus