INJIL SINOPTIK
(Latar Belakang dan Masalah-Masalahnya)
I.
Pendahuluan
Secara
etimologi kata Sinoptik berasal dari bahasa Yunani dari kata syn dan opsis atau optic. Syn artinya bersama sedangkan opsis atau optic artinya melihat atau memandang. Jadi dapat diartikan bahwa
sinoptik adalah ‘melihat secara bersama’ atau ‘melihat dengan cara pandang yang
sama (S, 2012) .[1]
II.
Pembahasan
Jika
kita membaca secara cermat dan membandingkan bahan-bahan Matius, Markus dan
Lukas maka kita akan melihat
bahwa ketiga injil ini memiliki kesamaan antara yang satu dengan yang lain.
Bisa kita lihat dari perikopnya, alur cerita maupun dalam susunan kalimat.
Hampir semua isi Injil Markus
dapat dijumpai di Injil Matius, dan ada banyak kemiripan Injil Markus dan
Injil Lukas. Namun, Injil Matius dan Injil Lukas mempunyai banyak materi yang
sama, yang tidak dijumpai dalam Injil Markus
|
||
Robert
H. Stein melaporkan bahwa dalam injil Markus terdapat 661 ayat atau 11. 025
kata, Matius memiliki 1.068 ayat atau 18. 293 kata dan Lukas memiliki 1. 149
ayat atau 19. 376 kata. Dari jumlah kata-kata Markus , hanya 132 kata yang tidak
sejajar dengan Matius
ataupun Lukas dan dari jumlah kata dalam injil Matius hanya 3. 102 kata yang
tidak sejajar dengan injil Markus
dan Lukas. Sedangkan dari jumlah kata dalam injil Lukas hanya 6. 300 yang tidak
sejajar dengan Matius
dan Markus.
Selanjutnya dari 11. 025 kata dalam injil Markus hanya 304 kata yang tidak
sejajar dengan Matius dan 1. 282 kata tidak sejajar dengan Lukas. Kesimpulannya
adalah 97.20% dari kata-kata dalam injil Markus sejajar dengan injil Matius dan
88,4% sejajar dengan injil Lukas.
Karena
persamaan ini , maka sejak abad ke-17 ketiga injil ini disebut dengan “sinoptik.”
Dan ketiga injil itu memberitakan tentang keidupan Yesus (Hakh, 2007) . [4]
2.1. Susunan Kitab
Injil Sinoptik
Matius
di tempatkan pertama bukan karena kitab ini di tulis lebih dahulu, tetapi dalam
garis penggenapan injil sesuai dengan amanat Yesus Kristus. Jemaat menempatkan
Injil dalam bimbingan Roh Kudus dan dalam rangka penggenapan amanat Kisah Para
Rasul 1:8. Jemaat telah menempatkan kitab Injil Matius sebagai yang pertama
yang dialamatkan kepada orang Yahudi. Kemudian di susul dengan Injil Markus yang
pencampuran Yahudi dan Romawi (Samaria) dan dialamatkan kepada bangsa Yahudi
yang ada di Roma yang kebanyakan juga campuran Yahudi dan Romawi. Lukas
ditempatkan di urutan ke-tiga yaitu kitab yang dialamatkan kepada bangsa
Yunani. Dengan demikian penyusunan kitab telah di susun sedemikian rupa dan di
bawah bimbingan Roh Kudus, demi penggenapan rencana Allah (Pasaribu,
2005) .[5]
2.2. Latar Belakang
Matius adalah seorang Yahudi dan
ia menuliskan surat Matius kepada bangsanya, yaitu bangsa Yahudi. Dan karena ia
tahu bahwa orang Yahudi sangat menyukai silsilah-silsilah, maka dengan hal itu
Matius menuliskan silsilah Yesus pertama kali dalam suratnya untuk menarik
perhatian pembacanya. Markus bukanlah seorang Yahudi, namun ibunya seorang
Yahudi. Ia menuliskan suratnya kepada orang-orang percaya di Roma, yang pada
saat itu menderita di bawah pemerintahan Romawi. Berbeda dengan Lukas. Lukas
adalah seorang yang seorang non-Yahudi dan injilnya dialamatkan kepada
Teofilus[6]
yang juga adalah seorang non-Yahudi. Berbeda dengan Matius, Lukas menempatkan
silsilah Tuhan Yesus pada pasal yang ketiga dan menghubungkannya dengan
baptisan dan pencobaan di padang gurun. Lukas menjelaskan bahwa Yesus adalah
anak Allah, anak Adam yang menjadi Juruselamat dunia termasuk bagi orang
non-Yahudi.[7]
Masing-masing injil di tulis
dalam waktu yang berbeda, di tulis di tempat yang berbeda dan oleh orang yang
berbeda. Meski demikian isi dan tujuan injil adalah untuk memperkenalkan Yesus. Alasan kitab injil di tulis[8]:
a. Untuk
memperkenalkan siapa Yesus
Penulis
menuliskan injil bertujuan untuk memperkenalkan Yesus, yaitu lewat cerita,
menyaksikan, dan menuliskan kembali tentang pekerjaan Allah dalam dan melalui
Yesus Kristus.
b. Meneguhkan
berita Alkitab (PL)
Untuk
meneguhkan berita bahwa Allah telah menggenapi janj-janji Allah sebagaimana
telah difirmankan dalam Perjanjian Lama. Semua janji-janji itu telah digenapi
dalam diri Yesus Kristus.
c. Agar
pembaca mengenal Yesus Kristus
Kitab-kitab
injil di tulis dengan tujuan agar pembaca dapat mengenal Yesus secara pribadi
agar dapat mengasihi Yesus Kristus. Artinya lewat pengenalan Yesus Kristus
setiap para pembaca dapat semakin mengasihi Yesus Kristus, semakin dekat
kapada-Nya dan menaati Yesus sebagai Juruselamat pribadi.
d. Umat
percaya mengenal Allah
Alkitab
di tulis
dengan tujuan agar para pembaca dapat memahami kasih Kristus sehingga setiap
orang percaya dipenuhi dalam kepenuhan Kristus (Ef. 3:18-19). Alkitab adalah
cerita tentang apa yang telah Tuhan kerjakan dan apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam
diri Yesus untuk menyelamatkan manusia. Demi mencapai tujuan itulah injil
ditulis. Para
penulis memilih dan menyeleksi berita dari sebagian besar yang pernah diajarkan
Yesus.
Walaupun terdapat banyak kesamaan yang mendalam, terdapat
juga perbedaan-perbedaan yang jelas (Marxsen, 1994 ) . Pada bagian awal
dan akhir terdapat rincian yang lebih dalam dibandingkan dengan injil Markus.
Meskipun demikian tidak menunjukkan kesamaan. Contohnya menurut injil Matius
Yesus bangkit dan muncul di Yerusalem dan Galilea (Mat. 28:9, 16), tetapi
menurut Lukas hanya di kota Yerusalem dan sekitarnya (Lukas 24). Dalam
perikop-perikop lain Matius dan Lukas menggunakan bahan yang sama, namun tidak
terdapat dalam injil Markus.
Ketiga injil ini mengandung bahan-bahan yang tidak
ditemukan dalam kitab-kitab lainnya[10]
(Mat. 27:62-66; Mark. 4:26-29; Lukas 19:1-10).
Karena itu masalah sinoptis dapat diungkapkan sebagai
berikut: bagaimana kita menjelaskan kesamaan di antara ketiga injil tersebut?
Dan bagaimana kita menjelaskan adanya perbedaan meskipun terdapat kesamaan yang
luas?
2.3.1.
Usaha-Usaha
Awal untuk Memecahkan Masalahnya
Sekitar pertengahan abad XVIII Masalah Sinoptis sungguh
diakui dan orang berusaha mencari pemecahan masalahnya. Untuk itu ada empat
teori yang dikembangkan
2.3.1.1.Teori
Injil Asli
Teori ini menganggap bahwa ada sebuah injil asli yang
tidak diketahui lagi jejaknya yang di tulis dalam bahasa Aram. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa injil yang kita kenal adalah sebagai terjemahan bebas
dari injil asli ini.
Namun teori ini tidak dapat dibenarkan karena suatu teori
ini tidak dapat menjelaskan adanya kesesuaian kata demi kata.
2.3.1.2.Teori
Naratif
Teori ini menganggap bahwa adanya cerita/ kisah (narasi)
yang beredar kemudian para penulis mengumpulkannya dalam urutan dan kata-kata
yang berbeda.
Namun teori ini malah sebaliknya karena tidak dapat
ditelusuri kembali dalam proses penyusunannya.
2.3.1.3.Teori
Tradisi
Teori ini menganggap adanya cerita lisan yang beredar
dalam kehidupan di Yerusalem di antara para Rasul dan demi kebutuhan
penginjilan maka diterjemahkan dan disesuaikan lalu dituliskan.
2.3.1.4.Teori
Saling Ketergantungan
Teori ini mengatakan bahwa adanya ketergantungan satra, maka
dengan demikian sastra ini menjadi patokan dalam penulisan dalam injil. Jika
demikian maka pada dasarnya injil Matius dan Lukas adalah sama. Namun teori ini
tidak dapat menjelaskan mengapa Markus menghilangkan/ tidak memasukkan begitu
banyak bahan.
2.3.2.
Teori
Dua Sumber
Teori ini menganggap bahwa ada dua yang menjadi sumber
dalam penulisan injil sinoptik[11].
Pertama,
adalah salah satu dari Injil, yaitu Markus. Di mana
menurut sumber ini bahwa injil Matius dan Lukas menjadikan injil Markus sebagai
sumber sastra dalam penulisan injil. Hal ini terbukti, karena kita dapat
melihat bahwa sejumlah tradisi dalam injil Markus terdapat dalam masing-masing
injil yang lainnya. Misalnya Markus 6:17-19 dapat kita temukan dalam
Matius14:3-12; Markus 8:1-10 dalam Matius 15:32-39.[12]
Begitu juga dengan Markus 1:21-28 terdapat dalam Lukas 4:31-37; Markus 9:38-41
terdapat dalam Lukas 9:49-50; Markus 7:41-44 terdapat dalam Lukas 21:1-4. Oleh
sebab itulah teori ini mengusulkan bahwa injil Matius dan Lukas menggunakan
injil Markus yang lebih singkat sebagai bahan penulisannya dan barangkali versi
yang digunakan dalam penulisan itu versi yang berbeda. Dapat kita katakan bahwa
sebelumnya telah ada/ telah lebih dahulu injil Markus, yang dinamakan Markus
asli atau ur Markus.[13]
Sulit untuk mengatakan ini sebuah kebetulan. Kenyataan bahwa injil yang lain
tidak terdapat dalam perikop Markus.
Namun tidak ada bukti yang menyatakan keberadaan injil
Markus yang asli itu. Sangat tidak logis bila kita mengatakan injil Markus yang
asli itu hilang dan karena injil Matius dan injil Lukas menggunakan urMarkus yang berbeda maka dapat kita
katakan sangatlah luas persebaran dari ur
Markus itu. Karena itu teori ini tidak dapat dibenarkan. Biasanya sumber
ini di sebagai sumber Q[14]. Meskipun
Markus mungkin tidak mengenal Q, tetapi paling tidak mengenal tradisi-tradisi
yang kemudian hari masuk kedalam Q (mis. Mat. 16:24-25 dan Luk. 9: 23-24 di
ambil dari Mark. 8:34-35, tetapi Mat. 10:38-39 dan Luk. 14:27;17:33dari Q). Hal
ini memberi kenyataan bahwa Markus pun tidak menulis injil secara langsung.
Yang
kedua, sumber khusus yang di singkat sumber S yakni tradisi-tradisi
bahan lisan. Namun tampaknya Q tidak mengandung bahan naratif (bisa
diterjemahkan “pengisahan” dan atau “wacana”) mungkin dengan satu pengecualian
yaitu Mat. 8:5-13=Luk. 7:1-10), mungkin juga bahan-bahan naratif paling tidak
bagian khusus dalam Matius dan Lukas berasal dari sumber-sumber lain atau
tradisi lain.
Teori dua sumber menolong kita dalam menjelaskan apa yang
menjadi persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dalam Injil Sinoptik.
2.3.3.
Kepentingan
Teori Dua Sumber Bagi Tafsiran Injil-injil Sinoptis
Matius dan Lukas sama sekali tidak Kanonis artinya tidak
berarti sebagai tulisan suci; penyunting. Kenyataannya keduanya
memperlakukan model dengan amat kritis dan bertindak cukup bebas dalam
perlakuan mereka terhadap Q.[15]
Namun bukan berarti sewenang-wenang melainkan jelas berhubungan dengan sudut
pandang yang mereka ambil. Maka teori dua sumber mempunyai dampak yang penting
terhadap tafsiran dalam arti segi-segi khusus dalam penulis barulah nampak bila
berbeda dengan model-model mereka. Hal ini menjelaskan bahwa injil Matius dan
Lukas selalu harus di bahas dengan injil Markus (Q). Dalam hal itu kita harus
selalu memperhatikan urutan-urutan waktu. Karena itu kita memerlukan kedua
sumber sebagai bahan revisi dalam memperhatikan sumber dan masalah waktunya
sehingga semakin jelas.
2.3.4.
Teori
Sumber Matius[16]
Teori ini muncul pada abad pertama dan kembali muncul
pada abad ke-17 sampai ke-18.
Dalam teori ini menyebutkan bahwa kitab yang pertama
sekali di tulis adalah kitab Matius dan Kitab yang kedua adalah kitab Lukas
yang mana dalam penulisan Kitab Lukas juga menggunakan kitab Matius sebagai
bahan dalam penulisan kitabnya dan yang terakhir adalah kitab Markus. Dalam
teori inijuga disebutkan bahwa yang kitab Markus menggunakan Kitab Matius dan
Lukas sebagai bahan penulisan kitabnya. Sehingga kitab Markus merupakan injil
yang terpendek. Dan menurut teori ini juga khotbah Petrus sangatlah berpengaruh
dalam penulisan kitab Markus, hal ini dapat kita terima sebab Markus adalah
anak rohani Petrus. Maka tentulah Markus belajar banyak dari Petrus dan juga
karena Petrus adalah salah satu murid Yesus. Teori ini sangat di dukung oleh
gereja mula-mula hal ini karena lebih jelas adanya hubungan ke-tiga injil.
Namun kelemahan dari teori ini adalah pengabaian dalam hubungan
kedekatan antara Markus dengan Lukas dengan Para Rasul lain bukan saja hanya
kepada Matius. Hal ini juga diragukan karena hampir tidak ada bukti sejarah
yang mengatakan Matius dan Lukas pernah bersama. Menurut Kisah Para Rasul
Markus dan Lukas sudah saling mengenal dan juga bersama-sama dalam pemberitaan
injil bersama para rasul baik Petrus maupun Paulus.
2.3.5.
Teori
Empat Sumber[17]
Menurut teori ini injil yang paling tua adalah injil
Markus dan sekaligus menjadi sumber penulisan yang di gunakan oleh Matius dan
Lukas. Matius memakai empat sumber, yaitu: Injil Markus dan sumber “M” (sumber
yang hanya dimiliki oleh Matius), sumber “Q” (sumber yang di pakai oleh Matius
dan Lukas) dan di tambah dengan sumber tradisi yang ada di Antiokhia[18].
Sama halnya dengan Lukas memakai Injil Markus, sumber “L,” sumber “Q” dan
tradisi yang ada di Kaisarea[19]
atau Korintus sebagai sumber penulisannya.
Namun teori ini mengabaikan Matius sebagai murid Yesus
yang menjadi saksi mata selama pelayanan Yesus, juga mengabaikan bahwa para
penulis injil telah saling mengenal sehingga ada hubungan antara satu dengan
yang lainnya sehingga ada persamaan didalamnya.
2.3.6.
Teori
Sumber Para Saksi Mata[20]
Teori ini merupakan kebenaran penulisan kitab Injil.
Sepeti kita ketahui bahwa Alkitab dituliskan berdasarkan para saksi mata.
Matius menuliskan Injil berdasarkan apa yang
disaksikannya selama bersama dengan Yesus. Lain halnya dengan Markus dan Lukas.
Mereka bukanlah saksi mata atas semua peristiwa yang mereka tulis oleh sebab
itu mereka mendapat sumber berasal dari para saksi mata atas semua peristiwa
yang terjadi. Dapat diyakini bahwa para Rasul mengingat semua
peristiwa-peristiwa yang mana peristiwa-peristiwa itu selama bertahun-tahun
dikhotbahkan/ diberitakan secara berulang-ulang (tradisi lisan). Sumber inilah
yang di pakai oleh Markus dan Lukas dalam penulisan injil.
2.3.7.
Injil
Markus di Tulis Lebih Dahulu?[21]
Dapat di pastikan sedikitnya Lukas menggunakan berbagai
sumber dalam penulisan Injilnya, sebab ia secara eksplisit mengatakan bahwa ia
telah menyelidiki hasil pekerjaan-pekerjaan orang lain, serta memilih
bagian-bagian dari tulisan mereka yang sesuai dengan tujuan penulisannya.
2.3.7.1.Pemakaian
Kata-kata
Lebih dari setengah kosakata yang di pakai Markus
terdapat dalam Matius dan Lukas dan keduanya mempunyai bagian-bagian yang sama
tepat, yang tidak terdapat dalam injil Markus.
2.3.7.2.Urutan
Jika kita menemukan adanya persamaan urutan cerita dalam
kitab maka kita dapat berkata bahwa ada satu sumber yang sama dan kata-katanya
telah di rekam oleh ke-tiga penulis. Ketiga injil secara garis besar memiliki
urutan yang sama. Di mulai dengan kisah pelayanan Yohanes pembaptis, kemudian
baptisan Yesus Kristus, kemudian pencobaan, pelayanan Yesus, hingga hari-hari terakhir
Yesus, pengadilan, penyaliban dan kebangkitan-Nya.
2.3.7.3.Isi
Dari 661 ayat dalam Markus, 606 ayat ditemukan dalam
Matius dalam bentuk yang hampir sama dan kira-kira setengahnya terdapat juga
dalam Lukas.
2.3.7.4.Gaya
Bahasa
Gaya bahasa seorang penulis dapat bergantung pada banyak
hal: situasi penulisan, kepada siapa injil itu di tulis, apakah ia menggunakan
sekretaris atau tidak dan sebagainya. Injil Markus di tulis dengan bahasa
Yunani yang lebih rendah mutunya karena ia sering melukiskan suatu peristiwa
yang terjadi pada masa lampau dengan kata kerja bentuk masa kini. Sedangkan
Matius dan Lukas menggunakan kata kerja bentuk lampau yang lebih tepat. Jika
Markus menggunakan kata kerja yang kurang tepat tentu tata bahasanya pun kurang
sempurna. Markus mencatat delapan ucapan Yesus dengan bahasa Aram. Lukas sama
sekali tidak mengikutinya, sedangkan hanya ada satu dalam injil Matius.
2.3.7.5.Gagasan
dan Teologi
Saat injil-injil di tulis teologi sudah sangat berkembang
pada jaman Rasul Paulus.
Matius dan Lukas tampaknya telah mengubah ataupun
menghilangkan pernyataan tertentu dalam injil Markus yang di anggap kurang menghargai
Yesus. Pernyataan Markus yang blak-blakan di Nazaret Yesus “tidak dapat
mengadakan satu mujizat pun” (Markus 6:5), dalam Matius berbunyi, “tidak banyak
mujizat diadakan-Nya di situ” (Mat.13:58), dan Lukas sama sekali
menghilangkannya. Begitu juga perkataan Yesus dalam Markus, “mengapa kau katakan
Aku baik?” (Mark. 10:18) dalam Matius dikatakan sebagai berikut “Apakah
sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik?” (Mat. 19:17).
2.3.8.
Teori
“Proto Lukas”[22]
Penggagas teori ini adalah B. H. Streeter. Dalam teorinya
ia mengatakan bahwa Matius menulis sebagian besar dari injil Markus meskipun
dalam tulisannya Matius menuliskannya kembali dan menyediakan kembali tempat
bagi informasi ataupun topik tambahan. Sehingga hasilnya seperti Markus yang baru/
yang di revisi. Dalam penelitiannya Streeter menemukan bahwa apabila sebagian topik
yang sama dengan Injil Markus di hilangkan sisanya tidak terpadu bukunya pecah/
tidak sejalan. Streeter juga melakukan hal yang sama dengan injil Lukas dan dia
menemukan bahwa yang tinggal masih merupakan cerita yang nyambung/ sejalan.
Terutama mengenai kematian dan kebangkitan Yesus, tampak ditambahkan dengan
keterangan dari Markus bukan dari cerita Markus.
Streeter beranggapan bahwa sebelum Markus di tulis Lukas
telah membuat suatu konsep berdasarkan kumpulan ucapan-ucapan Q dan bahan yang
di sebut L, yang di terimanya dari jemaat Kaisarea di mana ia tinggal ketika
Paulus di penjara (Kis. 23:23-27:2). Kemudian, ia berpendapat ketika Lukas
tinggal di Roma tidak lama setelah itu
ia mendengar bahwa tidak lama berselang telah di tulis Injil Markus dan
ia memasukkan kutipan-kutipan kepada Proto Lukas yang telah dibuatnya. Hal ini
terbukti. Lukas sering memberikan versi cerita yang berbeda dengan Markus
contohnya penolakan Yesus di Nazaret (Mark. 6:1-6; Luk. 4:16-30). Kedua penulis
menceritakan kisah yang sama, tetapi cerita Lukas jauh lebih lengkap. Streeter
menyebutkan bahwa permulaan injil Lukas ada dua yang di mulai dengan Lukas
1:1-4 dan diulangi kembali pada Lukas 3:1 dengan penetuan tanggal secara
saksama pelayanan Yesus. Streeter menyimpulkan bahwa yang menjadi permulaan
asli Proto Lukas kemudian ia menyimpulkan bahwa Lukas 1-2 merupakan tambahan.
Tetapi teorinya tidak di terima secara luas karena
terlalu menyederhanakan persoalannya dan mungkin saja Lukas mengenal bahan
Markus, tetapi tidak melalui injil Markus dalam bentuk sekarang.
III.
Kesimpulan
Kita telah melihat banyak hal mengenai injil sinoptik.
Memang banyak sekali teori-teori yang di munculkan namun tidak satu pun yang
pasti semua memiliki kelemahan. Mengenai kepastiannya itu kembali kepada diri
kita masing-masing. Sebab kitab Injil dituliskan bukanlah sebagai biografi
Yesus, namun kisah-kisah selektif tentang kehidupan dan pengajaran Yesus
Kristus demi pelayanan dan perkembangan iman jemaat mula-mula dan juga demi
penyebaran pelayanan (Drane, 1996) .[23]
Namun meskipun demikian ada beberapa fakta yang cukup pasti[24] (Tenney, 2009) :
1.
Injil Markus dan Injil Matius merupakan rangkaian cerita
yang sangat mirip dan terkadang sampai kepada pemilihan katanya. Hal ini dapat
dimengerti karena tradisi dan pergaulan hidup mereka.
2.
Injil Markus di susun oleh seseorang yang kehidupannya
sangat dekat dengan para Rasul sejak kelahiran Gereja dan di tulis semasa hidup
para Rasul.
3.
Injil Lukas merupakan catatan bebas dari rekan
seperjalanan Paulus yang menulis pada abad pertama dan dengan sumber
khotbah-khotbah apostel (para Rasul).
Kami meyakini bahwa permasalahan sinoptik ini muncul
karena ketiga injil memiliki kemiripan tentu kita pasti bertanya jika ceritanya
sama mengapa harus tiga injil? Dan karena keberadaan ketiga injil ini pasti
kita mencari yang mana yang paling benar?
Namun perlu diketahui pada dasarnya injil dituliskan
untuk penyebaran pelayanan. Sehingga para penulis injil menulis injil secara
bebas menuliskannya sesuai dengan konteks tujuannya. Kalau ada kemiripan dapat
kita yakini bahwa mereka punya sumber yang sama, lagipula Markus dan Lukas
bukanlah murid Yesus jadi karena para murid sama-sama dalam perjalanan mengikut
Yesus tentu punya cerita yang sama namun memiliki penyampaian yang berbeda.
Ketiganya berjalan sejajar untuk saling melengkapi dan memberikan suatu
gambaran mengenai pengajaran dan pekerjaan Yesus sesuai dengan maksud Roh Kudus
yang mengilhamkannya. Selain itu perlu kita ketahui jauh lebih penting
Injil-Injil itu sendiri daripada membeda-bedakannya.[25]
Daftar Pustaka
Drane,
J. (1996). Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Hakh, S. B.
(2007). Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-Injil Sinoptik.
Banndung: Jurnal Info Media.
Indonesia, L.
A. (2011). Alkitab: Edisi Pelita. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Kasih, Y. K.
(2008). Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid 1 A-L. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
Kasih, Y. K.
(2008). Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid 2 M-Z. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
Marxsen, W.
(1994 ). Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap
Masalah-Masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Pasaribu, M.
(2005). Eksposisi Injil Sinoptik: Mengenal Yesus yang Diberitakan dalam
Injil Matius, Markus dan Lukas. Malang, Jawa Timur: Penerbit Gandum Mas.
Pegan, M.
(2011, Mei 19). Teori-Teori Injil Sinoptik. Retrieved Oktober 14,
2015, from http://mexesjr.blogspot.co.id/:
http://mexesjr.blogspot.co.id/2011/05/teori-teori-injil-sinoptik.html
Press, O. U.
(2015). Oxford Biblical Studies Online. Retrieved Oktober 12, 2015,
from Oxford Biblical Studies Online:
www.oxfordbiblicalstudies.com/article/opr/t94/e1982?_pos=8312
S, L. A.
(2012). Smart Book of Christianity: Perjanjian Baru. Yogyakarta: ANDI.
Tenney, M. C.
(2009). Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.
Wikipedia.
(n.d.). Wikipedia: Injil Sinoptik. Retrieved September 25, 2015, from
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Sinoptik
[2] Berkas: Relationship between synoptic gospels. png Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9f/Relationship between synoptic gospels. png
Lisensi: GFDL Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Alecmconroy
[3] Injil Sinoptik Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas di
kutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Sinoptik pada 25
September 2015 pukul 13.00.
[4] Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh.
2007. Pemberitaan Tentang Yesus Menurut
Injil-Injil Sinoptik. Bandung: Jurnal Info Media. Hlm. 13-14.
[5] Pdt. Dr. Marulak Pasaribu. 2005.
Eksposisi Injil Sinoptik: Mengenal Yesus
yan Diberitakan dalam Injil Matius, Markus dan Lukas. Malang: Penerbit
Gandum Mas. Hlm. 29-30.
[6] Teofilus (Yunani theophilos, “sahabat Allah”). Orang
yang kepadanya dikirimkan Lukas kedua tulisan sejarah yang ditulisnya (Luk.
1:3; Kis. 1:1). Ada yang menganggap bahwa nama itu ialah “orang Kristen, pembaca surat itu.” Yang lain menganggap bahwa nama
itu menyembunyikan seorang
tokoh besar, seperti Titus Flavius Klemen kemenakan kaisar Vespasianus
(pendapat B. H. Streeter, the Four
Gospels, 1924, hlm 534 dst). Tetapi mungkin sekali nama itu adalah nama
sungguhan. Gelar “yang mulia” yang diberikan kepadanya dalam pembukaan Lukas
bisa mengartikan bahwa Teofilus termasuk golongan equestrian yang berjabatan tinggi atau bisa juga merupakan gelar kehormatan. Teofilus sudah
menerima sedikit banyak
mengenai ajaran kristen , tetapi Lukas mengambil keputusan untuk menyediakan
baginya berita yang tersusun lebih teratur dan yang lebih dapat dipercaya.
Teofilus juga bisa anggota bagian dari golongan masyarakat Roma yang Lukas hendak layani demi
keuntungan injil. Tetapi ia bukanlah pembela Paulus dihadapan Nero, seperti
dianggap oleh J. I. Still, St. Paul on
Trial, 1923, hlm, 84 dst (Kasih, 2008) .
[7] Pdt. Dr. Marulak Pasaribu. 2005.
Eksposisi Injil Sinoptik: Mengenal Yesus
yan Diberitakan dalam Injil Matius, Markus dan Lukas. Malang: Penerbit
Gandum Mas. Hlm. 40.
[8] Ibid, hlm. 41-42.
[9] Willi
Marxsen. 1994. Pengantar Perjanjian Baru:
Pendekatan Kristis Terhadap Masalah-Masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hlm. 132.
[13] Ur-Markus Nama yang
diberikan oleh beberapa para ahli
Jerman untuk injil yang diduga sebagai
edisi pertama Injil Markus. Bukti yang digunakan untuk mendukung teori ini adalah adanya beberapa frasa dalam Injil yang kita kenal saat ini yang tidak terdapat
dalam injil Matius dan injil
Lukas. (Press, 2015)
[14] Sumber ini
disebut sebagai “sumber” perkataan-perkataan atau “sumber logia” dan disebut
dengan singkatan Q (Quelle dalam
bahasa Jerman).
[15] Sama seperti
latar belakang penulisan Matius dan Lukas menulis injil secara bebas dan
membuat tekhnik tersendiri dalam menambah keuntungan dalam penyebaran injil.
[16] Pdt. Dr. Marulak Pasaribu. 2005.
Eksposisi Injil Sinoptik: Mengenal Yesus
yan Diberitakan dalam Injil Matius, Markus dan Lukas. Malang: Penerbit
Gandum Mas. Hlm. 82-83.
[18] Antiokhia
merupakan sebuah kota yang didirikan oleh Seleukus I Nikator (312-280 SM),
pemimin pasukan berkuda dari Makedonia untuk menghormati ayahnya. Letaknya di
jalur lintas perdagangan antara Efesus dan Sisilia, maka kota itu Merupakan
pusat kebudayaan orang Yunani (Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini: Jilid 1 A-L, 2008) .
[19] Kota yang di
bangun oleh Herodes Agung di tempat menara Strato. Kota ini berada di pantai
Laut Tengah, 40 KM sebelah Selatan G. Karmel dan kiri 100 KM sebelah Barat Laut
Yerusalem. Nama Kaisarea diberikansebagai penghormatan kepada kaisar Roma, Agustus (Kasih,
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid 1 A-L, 2008) .
[20] Pdt. Dr. Marulak Pasaribu. 2005.
Eksposisi Injil Sinoptik: Mengenal Yesus
yan Diberitakan dalam Injil Matius, Markus dan Lukas. Malang: Penerbit
Gandum Mas. Hlm. 85.
[21] John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia. hlm. 193-196.
[23] John Drane.
1996. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar
Historis-Teologis. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. hlm. 203.
[25] John Drane.
1996. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar
Historis-Teologis. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. hlm. 86.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar