Dasar Teologis PAK Anak
Remaja
I.
Pendahuluan
Dalam
sajian sebelumnya telah kita bahas mengenai pengertian anak dan remaja. Tentu
kita telah mengetahui siapa itu anak dan siapa itu remaja. Setelah kita sudah
mengetahuinya sampailah kita kepada dasar teologisnya PAK anak dan remaja
tersebut. Agar dapat kita mengetahui bagaimana seharusnya kita dalam mengajar
anak dan remaja. Semoga sajian ini bermanfaat bagi kita serta menambah wawasan
kita semua.
II.
Pembahasan
2.1. Pengertian Dasar
Teologis
Dasar (Foundation),
menurut KBBI; tempat menumpangkan sebuah bangunan; suatu hamparan yang terletak
di bawah bagian benda (cair atau padat).[1]
Teologi
(Theological), Yunani; Theos artinya ALLAH, Logos artinya
PENGETAHUAN. Maka teologia adalah: ‘pengetahuan tentang Allah’. Arti secara
khusus: Teologi adalah “suatu usaha/ kegiatan untuk mencermati kehadiran Allah,
karena Allah berkenan untuk menyatakan dirinya dalam kehidupan jemaat (orang
percaya), maupun masyarakat, dan tanggapan jemaat (orang Kristen) maupun
masyarakat terhdap penyataan-Nya tersebut.[2]
2.2. Dasar Teologis PAK
Dasar
Teologis PAK asalah alasan Alkitabiah tentan pentingnya pengajaran PAK yang
terdiri dari tugas, proses, dan tujuan PAK. Dimana Tugasnya yaitu mengajar ,
yang dasar teologisnya berdasarkan Amanat Agung, Matius 28:19-20 “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman.”[3]
Perhatikan
perintah-perintah Tuhan Yesus kepada para murid-Nya sebelum kenaikan-Nya ke
surga yaitu “pergilah”, “jadikanlah”, “semua bangsa muridKu”, “baptislah”, dan
“ajarlah”. Dengan kata lain ada tiga hal yang harus dilakukan para murid
Kristus, yaitu memberitakan Injil, membabtis, dan mengajar. PAK berhubungan
dengan mengajar. Sasaran menginjil, meembaptis dan mengajar adalah menjadikan
mereka sebagai murid Kristus.
Dalam
prosesnya PAK memerlukan proses yaitu memuridkan. Tujuan dari mengajar adalah
adalah agar dapat mengajar kepada orang lain. Proses mengajar inilah yang
dimaksud dengan pemuridan. Tujuan mengajar adalah menjadikan murid dewasa dan
bertumbuh sesuai dengan kepenuhan Kristus. Tujuan ini harus dicapai selama
murid-murid Kristus masih hidup didunia ini.[4]
2.3.Dasar Teologis Anak Dan
Remaja
·
Dalam
Perjanjian Lama
Didalam
nats Ulangan 6:7, jelas dikatakan bahwa ada keharusan untuk mengajarkan firman
Tuhan kepada anak-anak secara berulang-ulang dan terus menerus. Dengan demikian
tugas kependidikan Yahudi terhadap anak-anak, sangatlah diperhatikan secara
formal maupun informal. Karena pendidikan anak adalah salah satu aktivitas
utama sebagai konsekuensi bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Juga
keluarga Yahudi beranggapan bahwa anak-anak adalah pemberian Tuhan dan orang
tua bertanggung jawab kepada Allah untuk mengajar mereka dan bertindak sebagai
guru yang pertama sekali.
Contoh
dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Allah mengasihi anak-anak, semua anak
dikasihi Allah tanpa pandang bulu dan anak menjadi berkat, kej 4:1, Yer 31:29,
II Raja-Raja 11: Maz 115:14-15, Maz 127:3-5, dsb. Kemudian Allah menekankan
pengajaran mengenai perbuatan Allah yang harus disampaikan kepada anak-anak,
Yosua 2:15, Maz 78:1-8, 119, 127, 128, Amsal 17:6, 22:6 dsb.
·
Dalam
Perjanjian Baru
Dalam
Perjanjian Baru menjelaskan ada dua sumber Pendidikan Agama Kristen yaitu:
Ø Yesus
Robert
R. Boehlkhe menyatakan “Yesus merupakan buah dari pendidikan Yahudi”. Dengan
demikian pengajaran Yesus dikembangkan dari pendidikan Yahudi. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa PAK dalam Perjanjian Baru berpusat kepada Yesus sendiri.[5]
Ternyatalah dimana-mana pemimpin-pemimpin pendidikan agama Kristen telah
mengarahkan perhatian sepenuh-penuhnya kepada soal yang timbul beerkenaan
dengan pembinaan hidup rohani dan watak Kristen dari golongan anak-anak
tersebut.[6]
Mengenai
masa anak-anak Yesus tidak banyak djelaskan dalam Perjanjian Baru, tetapi dalam
kitab Injil Lukas dikatakan bahwa Yesus mengalami masa kanak-kanak. Pada masa
kanak-kanak, Yesus menerima pendidikan dalam keluarga. Sebagaimana orang tua
Yahudi, orang tua Yesus juga pastilah mengajarkan tentang Shema (Pengakuan iman
Yahudi, Ul 6:4). Hal ini disinggung Yesus ditanyai mengenai hukum yang terutama
(Mat:22:35-38). Yesus sudah menghapal beberpa ayat pilihan dari Kitab Taurat,
beberapa Amsal yang sederhana dan beberapa ayat pilihan dari Mazmur. Salah satu
contohnya pada usia 12 tahun Tuhan Yesus berada diBait Allah, dan Dia berdialog
dengan para pemimpin agama )Luk 2:46). Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki
kemampuan sebagai hasil dari pendidikan dalam keluarga. memiliki kemampuan
sebagai hasil dari pendidikan dalam keluarga.
Sesudah
berumur 30 tahun Yesus memulai pelayananNya. Dia mulai mengajar dan berkotbah.
Dalam pengajaranNya Tuhan Yesus menganggap penting anak-anak dan ia sangat
mengasihiNya (Mat 18:1-6). Salah satu bukti adalah Tuhan Yesus memeluk
anak-anak dan memberkatiNya (Mar 10:16).
Ø Paulus
Pendidikan
agama Yahudi, pertama sekali diperoleh Paulus dari keluarga yaitu orang tuanya.
Sebagai keluarga Ibrani, ayah paulus menerapkan prinsip keluarga Ibrani yaitu
sistem Patriakat.[7]
a.
Dasar
Teologis PAK anak
Anak
adalah pusaka dari Tuhan (Mazmur 127:3), anak jangan dilihat sebagai sumber
kebahagiaan keluarga ataupun sumber kerepotan, namun sebagai pemberian dari
Tuhan yang sangat bernilai. “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya...
sebagaimana seorang ibu mencintai anak, demikian juga Bapamu yang di sorga”
(Mazmur 102:13, Yesaya 66:13). Ayah dan ibu adalah wakil Tuhan bagi anak.
Kewibawaan ayah menyatakan kuasa dan kedaulatan Allah sedangkan kelembutan ibu
menyatakan cinta kasih, perlindungan, dan jaminan yang penuh. Anak akan melihat
Tuhan melalui hidup orang tuanya, karena itu orang tua harus menjadi contoh
yang baik bagi anak-anaknya. Hukum kelima dari Sepuluh Perintah adalah
“Hormatilah orang tuamu” (Keluaran 20:12), hal ini berarti bahwa hubungan
antara orang tua dan anak adalah hubungan horizontal, bukan vertikal. Karena
itu orang tua harus menghadapi anak sebagai anak dan mendidik anak sebagai
manusia.[8]
b.
Dasar
Teologis PAK remaja
Dasar Teologis Pendidikan Agama Kristen Remaja adalah Pendidikan yang berupaya
menolong para remaja untuk hidup dalam terang Injil, menemukan
kepribadian yang tepat, dan menerima tanggung jawab bagi makna dan nilai yang
menjadi jelas bagi mereka ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri
dengan tujuan dan misi gereja dalam dunia.
Para remaja dibentuk dalam paguyuban Kristen sehingga mereka
dapat mendengar Injil dan mengalami maknanya, menyadari kasih Allah hidup
mereka, dan meresponnya dalam iman dan kasih.
Pendidikan Agama Kristen untuk remaja merupakan pendidikan yang menyadarkan
setiap remaja akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar mereka
mengetahui diri mereka yang sebenarnya. Pendidikan ini bertujuan untuk
menjadikan remaja bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen,
memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap pada
pengharapan Kristen. Kaum remaja harus mengenal Yesus Kristus dan jika sudah
mengenal Dia, harus rela memutuskan segala ikatan lain untuk mengikut dan
melayani Yesus. Jika remaja mau dipakai oleh Tuhan bagi pekerjaan-Nya, maka
justru merekalah yang dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membangun
kerajaan-Nya di antara umat manusia.[9]
2.4.Dasar Teologis Anak Dan
Remaja menurut beberapa Tokoh
a.
Dasar
Teologis Anak menurut beberapa Tokoh
§ Friedrih
W.A.Froebell
1. Ajaran
Tentang Allah
Artinya
adalah bahwa disini mengajarkan kepada anak-anak Allah supaya memperoleh
pengetahuan yang sebenarnya mengenai sesamanya manusia, dimana dia mengajarkan
akan Allah yang penuh kasih sehingga juga para pelajar dituntut untuk saling
mengasihi antar sesamanya.
2. Pengalaman
Tentang Yesus
Froebel
mengajarkan kepada anak-anak/para pelajar bahwa Yesus itu adalah seorang yang
patut dicontoh dan sempurna. Tujuannya agar kelak nanti para pelajar dapat
meneladani sikap dan perilaku Yesus dan melakukan kehendak Yesus dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Setelah
Tuhan memberikan hukumNya, sebagai bangsa Israel sebagai umat Tuhan pada waktu
itu, mereka sendiri harus berpegang dan menjalankan hokum-hukum Tuhan itu. Tapi
selanjutnya ada keharusan pula untuk mengajarkannya kepada anaknya
berulang-ulang kali dan membicarakannya pada waktu duduk di rumah, atau sedang
dalam perjalanan, apabila sedang berbaring, atau bangun. Disini kewajiban
mendidik itu dilakukan tidak saja secara verbal.[10]
3. Pengertian
Teologis Tentang Manusia
Artinya
bahwa setiap orang itu seharusnya diperlakukan sebagai penjelmaan dari Roh
Allah. Dan termasuk juga anak-anak, dan orangtua, dan juga yang lain hendaknya
memperlakukan anak-anak itu secara adil dan hormat karena mereka juga karunia
Allah[11].
Jadi,
disimpulkan bahwa dasar teologis pendidikan anak dan remaja adalah bahwa Tuhan
sangat mengasihi anak-anak. Dimana disini terdapat suatu pengajaran supaya
mengenal Allah sebagai pencipta, mengasihi sesama oleh karena Tuhan telah
mengasihi umat manusia.
§ Origenes
adalah seorang Kristen dan juga seorang pendidik. Dimana dia mengatakan bahwa
seorang pelajar itu tiddak digolongkan dengan umur tertentu, yang mana itu
menganggap Allah itu benar-benar Bapamereka berarti mereka masih tergolong
dalam istilah “anak-anak” yang mana masih membutuhkan pengajaran dan hendaknya
juga para pelajari itu memiliki kemauan untuk diajar. Dan dia selalu
mengajarkan akan pengenalan anak-anak dan remaja itu kepada Injil Tuhan.[12]
b.
Dasar
Teologis Remaja menurut beberapa Tokoh
§
Clementius adalah
seorang pengajar yang berperan penting dalam pendidikan. Dia mengatakan bahwa
Allah memanfaatkan kemampuan guru dan pengetahuannya, baik kebutuhan pelajar
maupun pengalamannya, agar memahami itu dipakai lagi untuk menyelamatkan para pelajar dari keselamatan dan berhubungan
dengan Allah sendiri.[13]
§
Ray Mossholder dalam
bukunya Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular,
menjelaskan beberapa ajaran dasar untuk remaja.
Yang pertama ajar remaja untuk mempercayai
Alkitab (Yoh. 8:31-32). Allah tidak pernah berbohong, karena untuk
selama-lamanya firman Tuhan tetap teguh (Mzm. 119:89). Mereka dapat mempercayai
firman Tuhan, karena firman Tuhan tidak pernah berubah. Yang kedua adalah ajar
mereka tentang baptisan air (Rm. 6:4-6). Tuntutan Allah kepada setiap orang
Kristen baru adalah baptisan air. Yang ketiga ajar mereka untuk melayani Tuhan
(Ef. 2:8-10). Sebagai orang tua, adalah hal yang menggetarkan ketika melihat
anak remajanya bersukacita melayani Kristus. Yang keempat adalah ajar mereka
tentang kuasa doa. Kristus pun menjadi teladan bagi semua orang bahwa di dalam
doa ada kuasa yang berasal dari Allah.[14]
§
Robert R.
Boehlke juga mengutip pernyataan John Calvin (1509-1664) yang
mendefinisikan :
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan
yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam
penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus.
Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar
mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja, dan supaya
mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri
kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta
bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang
ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.[15]
III.
Kesimpulan
Dari
pemaparan diatas telah dapat kita ketahui apa dasar teologisnya PAK anak dan
remaja, yaitu bagaimana kita mengajar serta mengasihi anak serta mampu menolong
remaja untuk mampu mengetahui injil agar ada pedoman didalam hidup mereka.
Apalagi kita selaku calon hamba Tuhan yang akan terjun langsung kedunia
pelayanan terkhusus dalam gereja suku kita masing-masing. Kita harus memahami
dasar teologis PAK anak dan remaja ini, agar kita dapat mengajar serta dapat
memajukan kualitas anak-remaja dalam gereja-geraja masa kini.
IV.
Daftar
Pustaka
........, KBBI,
(Jakarta, 1999)
http///C:/Users/acer/Documents/tugas-dasar-teologi-pak.html
Kristianto,
Paulus Lilik, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, ( Yogyakarta:
ANDI, 2006)
Gultom,
Rida dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada
Anak-anak, (Medan: CV.Parmata Mitra Sari,2011)
Homrighausen,
E. G. Pendidikan Agama Kristen,(Jakarta:
BPK-GM, 2001)
Homrighausen, E.G., Pendidikan Agama Kristen,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996)
Nuhamara,Daniel,
Pembimbing Pendidikan Agama Kristen,(Jakarta:
Jurnal Info Media, 2007)
Boehlke,
Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran
dan Praktek PAK dari Plato Sampai IG Loyola, Jakarta: BPK-GM,1991)
Mossholder, Ray,Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang
Makin Sekular, Pent. Xavier Quentin Pranata, (Yogyakarta : Andi, 1998)
[2] http///C:/Users/acer/Documents/tugas-dasar-teologi-pak.html
[3] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen,
( Yogyakarta: ANDI, 2006), 5-6
[4] Ibid, 6
[5] Rida Gultom dkk, Pendidikan
Agama Kristen Kepada Anak-anak, (Medan: CV.Parmata Mitra Sari,2011), 15-17
[6] E. G. Homrighausen, Pendidikan
Agama Kristen,(Jakarta: BPK-GM, 2001), 117
[7] Rida Gultom dkk, Pendidikan
Agama Kristen Kepada Anak-anak, 18
[8] http://www.buletinpillar.org/resensi/membesarkan-anak-dalam-tuhan./
[9] Homrighausen, Pendidikan Agama
Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996), 147.
[10] Dniel Nuhamara, Pembimbing
Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Jurnal Info Media, 2007, 59
[11] Robert R. Boehlke, Sejarah
Perkembangan Pikiran dan Praktek PAK dari Plato Sampai IG, Loyola, Jakarta:
BPK-GM,1991), 299-309
[12] Ibid, 107
[13] Ibid, 103-105
[14] Ray Mossholder, Cara Mendidik Anak
di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular, Pent. Xavier Quentin Pranata,
(Yogyakarta : Andi, 1998), 153
[15] Robert R. Boehlke, Sejarah
Perkembangan Pemikiran dan Praktek PAK dari Plato sampai Ig. Loyola,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994), 342
Tidak ada komentar:
Posting Komentar