Jumat, 10 Mei 2019


Dasar Teologis PAK Anak Remaja
I.                   Pendahuluan
Dalam sajian sebelumnya telah kita bahas mengenai pengertian anak dan remaja. Tentu kita telah mengetahui siapa itu anak dan siapa itu remaja. Setelah kita sudah mengetahuinya sampailah kita kepada dasar teologisnya PAK anak dan remaja tersebut. Agar dapat kita mengetahui bagaimana seharusnya kita dalam mengajar anak dan remaja. Semoga sajian ini bermanfaat bagi kita serta menambah wawasan kita semua.
II.                Pembahasan
2.1. Pengertian Dasar Teologis
Dasar (Foundation), menurut KBBI; tempat menumpangkan sebuah bangunan; suatu hamparan yang terletak di bawah bagian benda (cair atau padat).[1]
Teologi (Theological), Yunani; Theos artinya ALLAH, Logos artinya PENGETAHUAN. Maka teologia adalah: ‘pengetahuan tentang Allah’. Arti secara khusus: Teologi adalah “suatu usaha/ kegiatan untuk mencermati kehadiran Allah, karena Allah berkenan untuk menyatakan dirinya dalam kehidupan jemaat (orang percaya), maupun masyarakat, dan tanggapan jemaat (orang Kristen) maupun masyarakat terhdap penyataan-Nya tersebut.[2]

2.2. Dasar Teologis PAK
Dasar Teologis PAK asalah alasan Alkitabiah tentan pentingnya pengajaran PAK yang terdiri dari tugas, proses, dan tujuan PAK. Dimana Tugasnya yaitu mengajar , yang dasar teologisnya berdasarkan Amanat Agung, Matius 28:19-20 “  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku  menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”[3]
Perhatikan perintah-perintah Tuhan Yesus kepada para murid-Nya sebelum kenaikan-Nya ke surga yaitu “pergilah”, “jadikanlah”, “semua bangsa muridKu”, “baptislah”, dan “ajarlah”. Dengan kata lain ada tiga hal yang harus dilakukan para murid Kristus, yaitu memberitakan Injil, membabtis, dan mengajar. PAK berhubungan dengan mengajar. Sasaran menginjil, meembaptis dan mengajar adalah menjadikan mereka sebagai murid Kristus.
Dalam prosesnya PAK memerlukan proses yaitu memuridkan. Tujuan dari mengajar adalah adalah agar dapat mengajar kepada orang lain. Proses mengajar inilah yang dimaksud dengan pemuridan. Tujuan mengajar adalah menjadikan murid dewasa dan bertumbuh sesuai dengan kepenuhan Kristus. Tujuan ini harus dicapai selama murid-murid Kristus masih hidup didunia ini.[4]
2.3.Dasar Teologis Anak Dan Remaja
·         Dalam Perjanjian Lama
Didalam nats Ulangan 6:7, jelas dikatakan bahwa ada keharusan untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak secara berulang-ulang dan terus menerus. Dengan demikian tugas kependidikan Yahudi terhadap anak-anak, sangatlah diperhatikan secara formal maupun informal. Karena pendidikan anak adalah salah satu aktivitas utama sebagai konsekuensi bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Juga keluarga Yahudi beranggapan bahwa anak-anak adalah pemberian Tuhan dan orang tua bertanggung jawab kepada Allah untuk mengajar mereka dan bertindak sebagai guru yang pertama sekali.
Contoh dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Allah mengasihi anak-anak, semua anak dikasihi Allah tanpa pandang bulu dan anak menjadi berkat, kej 4:1, Yer 31:29, II Raja-Raja 11: Maz 115:14-15, Maz 127:3-5, dsb. Kemudian Allah menekankan pengajaran mengenai perbuatan Allah yang harus disampaikan kepada anak-anak, Yosua 2:15, Maz 78:1-8, 119, 127, 128, Amsal 17:6, 22:6 dsb.   
·         Dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru menjelaskan ada dua sumber Pendidikan Agama Kristen yaitu:
Ø  Yesus
Robert R. Boehlkhe menyatakan “Yesus merupakan buah dari pendidikan Yahudi”. Dengan demikian pengajaran Yesus dikembangkan dari pendidikan Yahudi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa PAK dalam Perjanjian Baru berpusat kepada Yesus sendiri.[5] Ternyatalah dimana-mana pemimpin-pemimpin pendidikan agama Kristen telah mengarahkan perhatian sepenuh-penuhnya kepada soal yang timbul beerkenaan dengan pembinaan hidup rohani dan watak Kristen dari golongan anak-anak tersebut.[6]
Mengenai masa anak-anak Yesus tidak banyak djelaskan dalam Perjanjian Baru, tetapi dalam kitab Injil Lukas dikatakan bahwa Yesus mengalami masa kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak, Yesus menerima pendidikan dalam keluarga. Sebagaimana orang tua Yahudi, orang tua Yesus juga pastilah mengajarkan tentang Shema (Pengakuan iman Yahudi, Ul 6:4). Hal ini disinggung Yesus ditanyai mengenai hukum yang terutama (Mat:22:35-38). Yesus sudah menghapal beberpa ayat pilihan dari Kitab Taurat, beberapa Amsal yang sederhana dan beberapa ayat pilihan dari Mazmur. Salah satu contohnya pada usia 12 tahun Tuhan Yesus berada diBait Allah, dan Dia berdialog dengan para pemimpin agama )Luk 2:46). Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki kemampuan sebagai hasil dari pendidikan dalam keluarga. memiliki kemampuan sebagai hasil dari pendidikan dalam keluarga.
Sesudah berumur 30 tahun Yesus memulai pelayananNya. Dia mulai mengajar dan berkotbah. Dalam pengajaranNya Tuhan Yesus menganggap penting anak-anak dan ia sangat mengasihiNya (Mat 18:1-6). Salah satu bukti adalah Tuhan Yesus memeluk anak-anak dan memberkatiNya (Mar 10:16).        
Ø  Paulus
Pendidikan agama Yahudi, pertama sekali diperoleh Paulus dari keluarga yaitu orang tuanya. Sebagai keluarga Ibrani, ayah paulus menerapkan prinsip keluarga Ibrani yaitu sistem Patriakat.[7]
a.      Dasar Teologis PAK anak
Anak adalah pusaka dari Tuhan (Mazmur 127:3), anak jangan dilihat sebagai sumber kebahagiaan keluarga ataupun sumber kerepotan, namun sebagai pemberian dari Tuhan yang sangat bernilai. “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya... sebagaimana seorang ibu mencintai anak, demikian juga Bapamu yang di sorga” (Mazmur 102:13, Yesaya 66:13). Ayah dan ibu adalah wakil Tuhan bagi anak. Kewibawaan ayah menyatakan kuasa dan kedaulatan Allah sedangkan kelembutan ibu menyatakan cinta kasih, perlindungan, dan jaminan yang penuh. Anak akan melihat Tuhan melalui hidup orang tuanya, karena itu orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Hukum kelima dari Sepuluh Perintah adalah “Hormatilah orang tuamu” (Keluaran 20:12), hal ini berarti bahwa hubungan antara orang tua dan anak adalah hubungan horizontal, bukan vertikal. Karena itu orang tua harus menghadapi anak sebagai anak dan mendidik anak sebagai manusia.[8]
b.      Dasar Teologis PAK remaja
Dasar Teologis Pendidikan Agama Kristen Remaja adalah Pendidikan yang berupaya menolong para remaja untuk hidup dalam terang Injil, menemukan kepribadian yang tepat, dan menerima tanggung jawab bagi makna dan nilai yang menjadi jelas bagi mereka ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan tujuan dan misi gereja dalam dunia. Para remaja dibentuk dalam paguyuban Kristen sehingga mereka dapat mendengar Injil dan mengalami maknanya, menyadari kasih Allah hidup mereka, dan meresponnya dalam iman dan kasih.
Pendidikan Agama Kristen untuk remaja merupakan pendidikan yang menyadarkan setiap remaja akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya. Pendidikan ini bertujuan untuk menjadikan remaja bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen, memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap pada pengharapan Kristen. Kaum remaja harus mengenal Yesus Kristus dan jika sudah mengenal Dia, harus rela memutuskan segala ikatan lain untuk mengikut dan melayani Yesus. Jika remaja mau dipakai oleh Tuhan bagi pekerjaan-Nya, maka justru merekalah yang dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membangun kerajaan-Nya di antara umat manusia.[9]
2.4.Dasar Teologis Anak Dan Remaja menurut beberapa Tokoh
a.      Dasar Teologis Anak menurut beberapa Tokoh
§  Friedrih W.A.Froebell
1.      Ajaran Tentang Allah
Artinya adalah bahwa disini mengajarkan kepada anak-anak Allah supaya memperoleh pengetahuan yang sebenarnya mengenai sesamanya manusia, dimana dia mengajarkan akan Allah yang penuh kasih sehingga juga para pelajar dituntut untuk saling mengasihi antar sesamanya.


2.      Pengalaman Tentang Yesus
Froebel mengajarkan kepada anak-anak/para pelajar bahwa Yesus itu adalah seorang yang patut dicontoh dan sempurna. Tujuannya agar kelak nanti para pelajar dapat meneladani sikap dan perilaku Yesus dan melakukan kehendak Yesus dalam kehidupan mereka  sehari-hari. Setelah Tuhan memberikan hukumNya, sebagai bangsa Israel sebagai umat Tuhan pada waktu itu, mereka sendiri harus berpegang dan menjalankan hokum-hukum Tuhan itu. Tapi selanjutnya ada keharusan pula untuk mengajarkannya kepada anaknya berulang-ulang kali dan membicarakannya pada waktu duduk di rumah, atau sedang dalam perjalanan, apabila sedang berbaring, atau bangun. Disini kewajiban mendidik itu dilakukan tidak saja secara verbal.[10]
3.      Pengertian Teologis Tentang Manusia
Artinya bahwa setiap orang itu seharusnya diperlakukan sebagai penjelmaan dari Roh Allah. Dan termasuk juga anak-anak, dan orangtua, dan juga yang lain hendaknya memperlakukan anak-anak itu secara adil dan hormat karena mereka juga karunia Allah[11].
Jadi, disimpulkan bahwa dasar teologis pendidikan anak dan remaja adalah bahwa Tuhan sangat mengasihi anak-anak. Dimana disini terdapat suatu pengajaran supaya mengenal Allah sebagai pencipta, mengasihi sesama oleh karena Tuhan telah mengasihi umat manusia.
§  Origenes adalah seorang Kristen dan juga seorang pendidik. Dimana dia mengatakan bahwa seorang pelajar itu tiddak digolongkan dengan umur tertentu, yang mana itu menganggap Allah itu benar-benar Bapamereka berarti mereka masih tergolong dalam istilah “anak-anak” yang mana masih membutuhkan pengajaran dan hendaknya juga para pelajari itu memiliki kemauan untuk diajar. Dan dia selalu mengajarkan akan pengenalan anak-anak dan remaja itu kepada Injil Tuhan.[12]

b.      Dasar Teologis Remaja menurut beberapa Tokoh
§  Clementius adalah seorang pengajar yang berperan penting dalam pendidikan. Dia mengatakan bahwa Allah memanfaatkan kemampuan guru dan pengetahuannya, baik kebutuhan pelajar maupun pengalamannya, agar memahami itu dipakai lagi untuk menyelamatkan  para pelajar dari keselamatan dan berhubungan dengan Allah sendiri.[13]
§  Ray Mossholder dalam bukunya Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular, menjelaskan beberapa ajaran dasar untuk remaja.
Yang pertama ajar remaja untuk mempercayai Alkitab (Yoh. 8:31-32). Allah tidak pernah berbohong, karena untuk selama-lamanya firman Tuhan tetap teguh (Mzm. 119:89). Mereka dapat mempercayai firman Tuhan, karena firman Tuhan tidak pernah berubah. Yang kedua adalah ajar mereka tentang baptisan air (Rm. 6:4-6). Tuntutan Allah kepada setiap orang Kristen baru adalah baptisan air. Yang ketiga ajar mereka untuk melayani Tuhan (Ef. 2:8-10). Sebagai orang tua, adalah hal yang menggetarkan ketika melihat anak remajanya bersukacita melayani Kristus. Yang keempat adalah ajar mereka tentang kuasa doa. Kristus pun menjadi teladan bagi semua orang bahwa di dalam doa ada kuasa yang berasal dari Allah.[14]

§  Robert R. Boehlke juga mengutip pernyataan John Calvin (1509-1664) yang mendefinisikan :
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus. Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja, dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.[15]  
III.             Kesimpulan
Dari pemaparan diatas telah dapat kita ketahui apa dasar teologisnya PAK anak dan remaja, yaitu bagaimana kita mengajar serta mengasihi anak serta mampu menolong remaja untuk mampu mengetahui injil agar ada pedoman didalam hidup mereka. Apalagi kita selaku calon hamba Tuhan yang akan terjun langsung kedunia pelayanan terkhusus dalam gereja suku kita masing-masing. Kita harus memahami dasar teologis PAK anak dan remaja ini, agar kita dapat mengajar serta dapat memajukan kualitas anak-remaja dalam gereja-geraja masa kini.
IV.             Daftar Pustaka
........, KBBI, (Jakarta, 1999)
http///C:/Users/acer/Documents/tugas-dasar-teologi-pak.html
Kristianto, Paulus Lilik, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, ( Yogyakarta: ANDI, 2006)
Gultom, Rida dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-anak, (Medan: CV.Parmata Mitra Sari,2011)
Homrighausen, E. G. Pendidikan Agama Kristen,(Jakarta: BPK-GM, 2001)
 Homrighausen, E.G., Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996)
Nuhamara,Daniel, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen,(Jakarta: Jurnal Info Media, 2007)
Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek PAK dari Plato Sampai IG Loyola, Jakarta: BPK-GM,1991)
Mossholder, Ray,Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular, Pent. Xavier Quentin Pranata, (Yogyakarta : Andi, 1998)





[1] ........, KBBI, (Jakarta, 1999)
[2] http///C:/Users/acer/Documents/tugas-dasar-teologi-pak.html
[3] Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, ( Yogyakarta: ANDI, 2006), 5-6
[4] Ibid, 6
[5] Rida Gultom dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-anak, (Medan: CV.Parmata Mitra Sari,2011), 15-17
[6] E. G. Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen,(Jakarta: BPK-GM, 2001), 117
[7] Rida Gultom dkk, Pendidikan Agama Kristen Kepada Anak-anak, 18
[8] http://www.buletinpillar.org/resensi/membesarkan-anak-dalam-tuhan./
[9]  Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1996), 147.
[10] Dniel Nuhamara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Jurnal Info Media, 2007, 59
[11] Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek PAK dari Plato Sampai IG, Loyola, Jakarta: BPK-GM,1991), 299-309
[12] Ibid, 107
[13] Ibid, 103-105
[14] Ray Mossholder, Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan Yang Makin Sekular, Pent. Xavier Quentin Pranata, (Yogyakarta : Andi, 1998), 153
[15]  Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek PAK dari Plato sampai Ig. Loyola, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994), 342

Tidak ada komentar:

Posting Komentar