BAHAN
PENGAJARAN BAGI ANAK BALITA
I.
Pendahuluan
Dalam pembahasan
sebelumnya kita sudah mengetahui siapa itu anak, bagaimana karakter mereka
masing-masing dan mengapa PAK itu diajarkan kepada anak, berdasarkan Alkitab
dengan tujuan untuk membentuk karakter iman mereka dari. Hal itu semua kita sebagai
pengajar bagi anak balita harus mengetahui bagaimana metode pengajaran yang
sepantasnya kepada anak balita dalam pembentukan pertumbuhan dan perkembangan
karakter iman anak tersebut. Dalam pembahasan ini kita membahas bagaimana
metode pengajaran menurut usia balita untuk kita mampu menguasai mereka dengan
tujuan mereka dapat mengenal pribadi Yesus Kristus dan menjadi anak terang di
dalam gereja kelak. Metode ini diajarkan dengan tujuan supaya anak tidak salah
untuk diarahkan ke hal yang lebih baik, karena pribadi seorang anak balita
adalah pribadi yang sensitif dan pada usia inilah yang lebih tepat awal
permulaan pengajaran Alkitab.
II.
Pembahasan
2.1. Pengertian Balita
Balita adalah masa anak
mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu
pada usia 1-5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan
kepandaian dan pertumbuhan intelektual. Balita adalah anak yang berumur 0-59
bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (Batita) dan
anak pra-sekolah (3-5 tahun). Saat usia balita, anak masih tergantung penuh
kepada orangtua untuk melakukan kegiatan penting seperti mandi, buang air dan
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas.[1]
2.2. Karakteristik Balita[2]
2.2.1.
Perkembangan
Kognitif
Bayi (0-1 tahun)
|
1. Bayi
belajar dari pendengaran dan sentuhan orang yang ada didekatnya; misalnya,
ditimang, dinyanyikan, dibelai, dan dicium.
2. Bayi
dapat membedakan objek disekitarnya (ia dapat membedakan ibu, ayah atau orang
asing).
3. Komunikasi
baru berbentuk tangis dan tawa.
4. Aksi
protes bisa berbentuk tangisan.
|
Batita
(2-3 tahun)
|
1. Anak
belajar melalui gerakan-gerakan refleks/instingnya, misalnya melalui mulut.
2. Anak
batita mengalami pertumbuhan yang pesat tapi belum merata. Otot lengan dan
kaki tumbuh dengan cepat sehingga anak menyukai kegiatan yang banyak bergerak
seperti melompat, melempar, memanjat, mendorong dan lari.
3. Ia
suka mengulang-ulang gerakan/isyarat yang menarik hatinya.
4. Mula-mula
ia menerima apa saja yang didapatkan dan tidak mencari yang seharusnya ia
dapatkan. Namun diakhir tahun pertama, ia mulai mencari apa yang diinginkan
dan tidak mau menerima begitu saja, ia selalu bertanya dan bertanya karna
ingin tau.
5. Ia
dapat mengenal hubungan sabab akibat sederhana dari benda-benda sekitarnya.
6. Ia
cenderung bersikap egosentris.
7. Diakhir
usia kedua, ia mulai mengenal dirinya sendiri dan membedakan dirinya denagn
lingkungannya.
8. Ia
belajar tentang perasaan yang paling dasar seperti menyenangkan atau tidak,
sakit atau tidak. Kesuksesan di ukur dengan rasa senang. Jika ia merasa
senang ia merasa sukses.
9. Di
usia tiga tahun ia sudah memiliki keseimbangan tubuh yang lebih baik.
10. Anak
batita sudah dapat beraktivitas di sekolah minggu, misalnya: melipat dan
mewarnai. Dapat dimaklumi jika hasilnya kurang sempurna karna koordinasi otot
tangan dan mata masih dalam pertumbuhan.
11. Ia
senang buku-buku bergambar dan warna yang menyala.
12. Anak
mulai belajar berbicara secara jelas dan terstruktur.
13. Ia
senang dengan kata-kata yang berirama dan berulang.
14. Sudah
mulai kritis dan sering bertanya kepada orang dewasa.
15. Karena
perbedaharaan kata yang masih sedikit, batita belum mengerti kata-kata
tertentu. Jadi perlu diajar dengan kata-kata yang sederhana/mudah dimengerti.
|
Balita
( 4-5 tahun)
|
1. Anak
mulai dapat mengungkapkan pengalamannya.
2. Anak
mulai belajar melepaskan sikap egosentrisnya.
3. Anak
mulai bereaksi denagn relasi-relasi sosialnya. Anak belajar menyesuaikan diri
dengan pola pikir orang lain.
4. Anak
mengagumi orang tua (orang yang lebih tua) dan bersedia mematuhinya. Anak
suka menirukan gerak dan ucapan orang lain yang dianggapnya baru dan menarik
dan menciptakan pola baru yang lebih rumit.
5. Anak
lebih senang berbicara mengungkapkan pengalaman/ isi hatinya dan kurang suka
mendengar. Ia lebih senang membuat aturan sendiri.
6. Perkembangan
fisik yang terus meningkat dan pertumbuhan otot yang pesat membuat anak
semakin aktif.
7. Anak
sudah dapat diajari menulis, mengenal huruf dan angka.
8. Daya
imajinasi atau khayalannya tinggi.
9. Anak
usia 4-5 tahun sudah dapat dilepas untuk bermain sendiri.
|
2.2.2.
Perkembangan
Moral
Bayi
(0-1 tahun)
|
Bayi belum dapat mengambil
pemikiran dan keputusan moral.
|
Batita
(2-3 tahun)
|
Anak
senang berbuat baik bila akibatnya menyenangkan dirinya. Sebaliknya anak
menganggap suatu perbuatan itu jelek bila akibatnya menyakitkan atau
menakutkan dirinya.
|
Balita
(4-5 tahun)
|
1. Anak
belum dapat mengenal rasa hormat pada tatanan moral.
2. Anak
belajar tanggap terhadap aturan budaya dan penilaian baik buruk melalui
akibat fisik yang diterima sesuai perbuatannya.
3. Perbuatan
dinilainya benar bila memuaskan kebutuhan pribadinya dan memuaskan orang lain
yang ia kasihi.
4. Ia
menilai hubungan dengan wajar sebagai pembagian samarata (secara fisik dan
pragmatis). Ia mengenal balas jasa secara setimpal. Ia belum mengenal
loyalitas, ungkapan terimakasih atau keadilan.
5. Anak
sudah dapat mengenal anggota keluarganya.
|
2.2.3.
Perkembangan
Psiko-sosial
Bayi
(0-1 tahun)
|
1. Bayi
sangat bergantung kepada ibunya. Ia membangun kepercayaan kepada orang
terdekat (terutama ibunya) dan dirinya sendiri. Bila bayi tidak berada
didekat ibunya ia akan sering menangis karena dekapan ibu dapat memberinya
rasa aman.
2. Bayi
dapat membedakan orang-orang disekitarnya yang menyayanginya atau tidak.
|
Batita
(2-3 tahun)
|
1. Memasuki
usia 2-3 tahun anak sudah mulai mengenal lingkungannya.
2. Ia
belajar taat dan menyenangkan orang tuanya. Ia sudah memiliki rasa takut dan
cemburu.
3. Timbul
rasa percaya dan setia kepada orang lain dan lingkungan yang mengasuh serta
melindunginya. Kepercayaan diungkapkan dengan bersedia menerima atau menolak
pengasuh atau lingkungannya (penolakan sering diwujudkan dengan menangis).
4. Ia
mulai membentuk keyakinan bahwa orang kepercayaan (ibu/pengasuh) selalu melindungi,
walau kadang tidak dilihatnya. Orang kepercayaan ini merupakan “media
pembentuk” pra-pemahaman gambaran tentang Allah.
5. Anak
kadang bersikap manja dan sewenang-wenang jika pengasuh bertindak overprotecting (memerhatikan secara
berlebihan). Sebaliknya ia akan merasa kurang dikasihi, kurang aman, dan
cenderung bertindak semaunya sendiri jika pengasuh bertindak kurang/tidak
memerhatikan. Jadi ada dilema bagi pengasuh ia harus berada pada “jalan
tengah” diantara dua cara tersebut.
|
Balita
(4-5 tahun)
|
1. Balita
mengembangkan otonominya sendiri (kadang bertentangan dengan orang tua). Ia
belajar mandiri dengan berani melakukan apa yag menurutnya baik.
2. Balita
membentuk rasa percaya diri dengan membandingkan tindakannya dengan orang
lain.
3. Balita
mulai mengenal malu dan ragu-ragu. Pada thap ini ada ketegangan antara rasa
malu dan ragu-ragu.
4. Hubungan
balita dengan anggota keluarga cenderung bersifat timbal balik. Balita
cenderung lebih dekat terhadap ibu karena ibu sering melindungi dan
menghibur. Tetapi jika ia mempunyai adik, balita akan iri karena perhatian
ibu akan terbagi.
5. Balita
memandang ayah sebagai orang hebat dan menjadi teladan karena ayah selalu
bisa membetulkan mainan yang rusak. Kepada kakaknya, balita sangat senang,
karena disayang dan lebih sayang lagi kepada kakek dan nenknya yang
memanjakan dan setia menemani bermain serta bercerita.
6. Balita
akan lebih cepat dekat dengan orang dewasa yang bukan anggota keluarga jika
orang dewasa itu mau mendekati dan mengikuti pola pikir seperti anak-anak.
7. Balita
sering mengekspresikan perasaannya, misalnya: marah, sedih, takut, malu,
senang, gembira, iri, perasaan kasihan, dan cemburu.
8. Balita
senang bercerita dan mendengarkan cerita karna ia senang mendengar hal-hal
baru sehingga sering bertannya.
|
2.2.4.
Kasih
sayang orang tua dapat diwujudkan dengan:
Bayi
( 0-1 tahun)
|
1. Membelai/memeluknya
2. Menanggapi
tangisan bayi dengan penuh kasih
3. Selalu
menjaganya
|
Batita
( 2-3 tahun)
|
1. Merangsang
keterampilan berbahasa pada anak
2. Merangsang
keterampilan dan keberanian anak dalam bersosialisasi
3. Menjadi
teladan yang ditiru secara positif oleh anak, karena anak senang belajar
meniru lingkungannya
|
Balita
( 4-5 tahun )
|
1. Mengajarkan
tatanan moral. Yang baik dan yang buruk, yang harus dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan oleh anak.
2. Menjelaskan
“mengapa ia menerima hukuman akibat perbuatannya”.
3. Menekankan
dan memberi contoh sikap saling menghargai, menghormati (terutama kepada
orang yang lebih tua).
4. Memberika
penghargaan kepada anak jika ia berhasil melakukan sesuatu dan berbuat baik.
5. Memberikan
teguran jika anak bersalah sebaliknya jangan lupa memuji jika anak berbuat
baik.
6. Mengajar
anak membuka diri dalam menerima nasihat orang tu dan mempraktikkkan dalam
hidupnya.
|
2.2.5.
PAK
dapat dikembangkan dengan:
Bayi
( 0-1 tahun)
|
1. Orang
tua mendoakan anak
2. Lagu-lagu
pujian/ musik rohani. Anak dilatih menyukai dan mendengarkan lagu-lagu
rohani.
3. Orang
tua membentuk suasan gembira sebagai tanda menerima kehadirannya. Bayi yang
merasa diterima kehadirannya akan memiliki kepercayaan diri yang baik.
4. Bayi
yang menerima rasa aman dan kasih sayang, kelak akan tumbuh menjadi anak yang
memiliki EQ yang tinggi, peka terhadap sesama dan mencintai Tuhan.
|
Batita
(2-3 tahun)
|
1. Orang
tua berfungsi sabagai guru bagi anak.
2. Orang
tua mendoakan anak.
3. Orang
tua mengajarkan lagu-lagu rohani kepada anak.
4. Orang
tua menyampaikan cerita Alkitab sebelum tidur.
5. Orang
tua mengajar anak berdoa
|
Balita
(4-5 tahun)
|
1. Ruang
kelas didekorasi secara kreatif dan menarik.
2. Guru
menggunakan berbagai alat peraga yang dapat dilihat, diraba, dipegang, dan
dipakai. Sehingga cerita yang disampaikan lebih komunikatif jika menggunakan
alat peraga bergambar dan visualisasi.
3. Fokus
pengajaran diarahkan pada hal-hal mendasar, seperti:
a. Kasih
(berikan contok konkret: sayang kepada adik, kakak, papa, mama, teman)
b. Tanggung
jawab pribadi (contoh: membuang sampah pada tempatnya, menata kembali
mainan-mainannya sesudah bermain)
c. Penguasaan
diri (contoh: tidak buang air kecil dicelana)
d. Jangan
takut (misalnya, terhadap gelap, tamu asing, suara nyaring)
e. Disiplin,
mengembalikan barang/mainan ketempat semula setelah digunakan.
|
2.3. Problem Sifat Batita
dan Balita
a.
Anak
Egosentris
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak egosentris diusia 0-1 tahun:
Anak sering merebut
mainan temannya.
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak egosentris di usia 2-3 tahun:
1. Anak
sering menolak kehadiran teman atau orang lain jika tidak sesuai dengan
keinginan hatinya. Hal ini sering diwujudkan dengan mencubit temannya, menarik
rambutnya atau mendorong-dorong temannya.
2. Anak
tidak mau mengalah.
-
Kebiasaan yang dilakukan
anak egosentris di usia 4-5 tahun
1. Anak
kritis (selalu bertanya dan menuntut jawaban, jika perkataannya tidak
didengarkan anak akan marah)
2. Anak
selalu ingin diutamakan
3. Anak
ingin selalu menonjolkan diri
4. Anak
tidak mau mengalah
b.
Anak
belum Mandiri
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak yang belum mandiri di usia 0-1
Karena masih bayi,
wajar jika semua masih dilakukan dan dibantu ibu/pengasuhnya.
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak yang belum mandiri di usia 2-3
1. Anak
tidak mau ditinggal ibu/pengasuhnya
2. Anak
selalu ingin dilayani
3. Anak
nangis bila ibu/pengasuhnya tidak menemani di sekolah minggu
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak yang belum mandiri di usia 4-5
1. Anak
bisa melakukan sendiri, tapi selalu ingin dilayani
2. Anak
sering tidak mau mencoba hal baru
3. Anak
tidak mau ditinggal oleh ibu/pengasuhnya
c.
Anak
pemalu
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak pemalu di usia 0-1 tahun
Anak tidak mau
menunjukkan wajahnya. Biasanya bersembunyi dibalik punggung ibu/pengasuhnya
atau bila digendong ia akan menyembunyikan wajah di dalam dekapan ibu.
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak pemalu di usia 2-3 tahun
1. Anak
bersembunyi di belakang ibu/pengasuhnya
2. Anak
pendiam dan tidak aktif
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak pemalu di usia 4-5 tahun
1. Anak
tidak aktif dalam permainan kelompok
2. Anak
sering menolak bila disuruh maju atau membawa kantong persembahan
3. Anak
tidak banyak bicara
d.
Anak
Penakut
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak penakut di usia 0-1 tahun
Anak sering menangis
ketika berhadapan dengan kegelapan atau mendengar suara-suara yang aneh
-
Kebiasaan yang dilakukan
anak penakut di usia 2-3 tahun
1. Anak
menangis jika berhadapan dengan kegelapan atau mendengar suara-suara aneh
2. Anak
selalu mencari orangtuanya jika menjumpai hal-hal baru
3. Anak
tidak mau ditinggal seorang diri oleh orangtuanya
-
Kebiasaan yang dilakukan
anak penakut di usia 4-5 tahun
1. Anak
menangis, bahkan cenderung menjerit jika listrik mati atau mendengar
suara-suara yang aneh
2. Anak
tidak berani ke toilet/kamar kecil sendirian
3. Anak
takut pada kegelapan
e.
Anak
Cengeng
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak cengeng di usia 0-1 tahun
Anak sering menangis
tanpa sebab yang jelas
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak cengeng di usia 2-3 tahun
1. Anak
sering menangis dan menjadikannya sebagai senjata untuk mendapatkan pembelaan
dan perlindungan
2. Kebiasaan
yang dilakukan anak manja pada usia
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak cengeng di usia 4-5 tahun
1. Anak
mudah nangis
2. Anak
tidak bisa diperlakukan dengan sikap yang keras
f.
Anak
Manja
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak manja pada usia 0-1 tahun
anak tidak bisa lepas
dari gendongan ibu/pengasuhnya
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak manja pada usia 2-3 tahun
1. Anak
selalu ingin diperhatikan
2. Anak
selalu ingin didampingi oleh ibu/pengasuhnya jika melakukan sesuatu
3. Anak
selalu ingat dekat dengan orangtuanya
-
Kebiasaan yang
dilakukan anak manja pada usia 4-5 tahun
1. Anak
menjadi pemarah
2. Anak
selalu ingin dipuji
3. Semua
keinginannya harus dituruti
2.4. Pembentukan Karakter
a.
Latihan
kepemimpinan
-
Anak menyiapkan barisan
untuk masuk ke kelas
-
Anak mengedarkan
kantong kolekte
-
Anak membantu mengabsen
dengan membagikan presensi kepada teman-temannya
-
Anak memimpin doa
-
Anak memimpin permainan
sederhana
-
Anak menjadi ketua
kelompok
-
Anak melakukan latihan
kemandirian, misalnya memperkenalkan diri di panggung atau di depan kelas.
b.
Latihan
penguasaan diri
-
Latihan makan bersama,
misalnya: cara memegang sendok dan garpu, latihan menuang air minum kedalam
gelas dan latihan memegang gelas
-
Latihan menyuapi teman
sebagai contoh mengasihi teman
-
Latihan membuat
aktivitas sendiri.
c.
Latihan
keberanian
-
Anak menyanyi di depan kelas
-
Anak menyebutkan
identitas dirinya: memperkenalkan nama orangtua, adik dan kakak
-
Anak memimpin doa.
2.5. Bahan Alkitab: Mazmur
23:1-6
Kiasan
yang digunakan dalam Mazmur ini sangat besar artinya dalam kitab suci. Kita
perlu memperhatikannya dengan baik.
Dari
sejak zaman bapa leluhur Allah disamakan dengan seorang gembala. Di Yerusalem
doa dinaikkan kepada “gembala Israel, yang menggiring Yusuf sebagai kawanan
domba”. Tuhan bertindak sebagai gembala yang memimpin umatNya dan setiap orang
yang beriman (inilah kekhasan Mazmur 23), tetapi sebutan ini tidak pernah
menjadi gelarnya. Tuhan disebut gembala yang baik karna memberikan nyawanya
bagi domba-dombanya yaitu kita umat manusia.[3]
Dalam
nats ini dikatakan bahwa Tuhan adalah gembalaku, aku seperti seekor domba yang
mendapatkan semua yang ku perlukan. Ia membawaku kepadang rumput hijau sehingga
aku dapat beristirahat, Dia membawaku ke air yang tenang, Dia membuat aku kuat
kembali, Dia menuntunku kejalan yang benar. Kadang-kadang aku merasa seperti
berada dalam lembah yang gelap tetapi aku tidak takut karena Tuhan bersamaku,
Tuhan membuat aku merasa aman. Tuhan menyiapkan hidangan bagiku sekalipun saat
musuh-musuhku dekat. Tuhan membuat aku merasa istimewa. Hidupku berlimpah aku
mendapatkan lebih dari yang aku perlukan, kasih Tuhan dan kebaikanNya akan
selalu bersamaku dan aku akan bersama dengan Allah selamanya. Hal ini jelas
bahwa Tuhan adalah gembala yang baik yang memelihara anak-anakNya.[4]
2.6. Tema: Gembalaku
2.7.Tujuan Pengajaran Bagi
Balita
Supaya anak balita dapat:
1. Mampu
mengucapkan tema.
2. Anak
dapat mengenal huruf dari tema.
3. Mengenal
siapa tokoh gembala.
4. Mendaftarkan
pemeliharaan Allah melalui kasihNya didalam hidupnya.
2.8. Hal yang dipersiapkan
untuk pengajaran bagi balita
2.8.1.
Metode
Usia
|
Metode
|
Media
|
Alasan
dan tujuan
|
Bayi
(0-1 tahun)
|
1. Musik
2. Real object
(benda asli)
|
1. Musik
rohani. Memperdengarkan doa kepada anak sebelum melakukan sesuatu kepada
anak. Memperdengarkan nama Allah yang penuh kasih.
2. Mengenalkan
anak pada huruf dari tema dan warna huruf yang dipergunakan.
|
1. Karana
anak umur 0-1 tahun belum bisa melakukan apa-apa. Anak hanya bisa untuk
mendengar jadi dengan memperdengarkan musik kepada anak maka afektif anak
akan terangsang sehingga perkembangan afektif anak berkembang dengan baik.
2. Supaya
kegiatan belajar anak dilaksanakan dengan cara memperkenalkan huruf supaya
anak dapat mengenal huruf-huruf dari tema.
|
Batita
(2-3 tahun)
|
1. Komik,
(bercerita melalui gambar)
2. Chalkboard (papan-papan
tulis)
3. Puzzles (menyatukan)
|
1. Menggunakan
gambar-gambar, misalnya, Allah yang bersama-sama dengan anak-anak
2. Papan
tulis sebagai tempat menuliskan bagan, grafik, gambar ilustrasi, peta konsep
dengan pensil warna atau cat warna
3. Karpet
puzzle atau pazzle
|
1. Karna
anak pada usia ini masih lebih mampu memahami dengan cerita bergambar
dibanding hanya defenisi cerita tanpa ada gambar sehingga hasil pemikirannya
akan cerita itu seakan-akan nyata
2. Karena
anak pada usia ini lebih suka aktif dalam mengekspresikan inspirasinya lewat
coretannya pada papan-papan tulis dengan berbagai warna yang ia ketahui.
Dimana dengan ini anak menjadi punya kreasi dan bakat pada hidupnya.
3. Pada
usia 2-3 tahun metode puzzle ini sudah bisa diterapkan karna pada usia ini
anak sudah bisa menggenggam suatu barang.
|
Balita
(4-5 tahun)
|
1. Bercerita
2. Lingkaran
Percakapan
3. Story Play
|
1. Alkitab
bergambar atau buku cerita anak.
2. Mengajak
anak denagn membentuk lingkaran percakapan.
3. Menceritakan
kisah dari Alkitab misalnya cerita nabi Yunus didalam perut dengan gerakan
dan peraga dari sipengajar.
|
1. Melalui
metode ini anak umur 4-5 tahun dapat merangsang pendengarannya melalui
cerita-cerita yang disampaikan oleh orang orang terdekatnya seperti orang
tuanya dan saudara-saudaranya.
2. Dalam
metode ini terbentuklah cara anak berbicara dan melatih emosi bicara anak
3. Karna
melalui metode ini sianak semakin terangsang saraf motorik dan seneorik dalam
mendengarkan, dan melihat cara sipengajar menjelaskan.
|
2.9. Metode Mengajar Balita
1. Bayi
(0-1 tahun)
a. Sentuhan
kasih
Guru membina hubungan
yang dekat dan akrab.
Contoh: anak dapat berkumpul
didekat guru sehingga guru dapat langsung menyentuh, memberi pujian, dan
membelai anak. Guru dapat langsung menghibur bila ada yang sedih atau membantu
anak yang membutuhkan bantuan, misalnya ingin ke kamar kecil.
b. Lagu-lagu
rohani
Pada saat menyanyikan
lagu, sebaiknya guru menggunakan alat peraga untuk mengajarkan lagu-lagu
rohani.
Contoh: misalnya
“Burung pipit yang kecil” menggunakan alat peraga gambar burung, hati, Tuhan
Yesus dan anak kecil.
c. Perhatian
Guru dapat memberikan
hadiah untuk anak yang taat atau membantu anak melakukan aktivitas.
Contoh:
-
Guru dapat memberikan
hadiah kepada anak yang tidak menangis selama sekolah minggu berlangsung.
-
Guru dapat memberikan
makanan/minuman kepada anak yang mengikuti sekolah minggu dari awal hingga
akhir.
-
Guru dapat mengantar
anak ke toilet, membantu membuang air, memakaikan celana dan sepatunya
-
Guru tidak lupa
memberikan pujian kepada anak.
d. Suasana
Ciptakan suasana
gembira. Desain ruang kelas dengan dekorasi yang meriah, dan nyanyikan
lagu-lagu anak serta mainkan musik gembira.
Contoh:
-
Pasang gambar-gambar
tokoh Alkitab didinding ruang kelas.
-
Ruang kelas dapat juga
ditata seperti taman dengan menempel gambar pohon dan bunga.
-
Mainkan musik yang
gembira.
-
Lagu-lagu yang
diajarkan sebaiknya sesuai dengan usia anak: singkat, mudah diingat dan
dinyanyikan berulang-ulang.
e. Permainan
Guru dapat membuat
permainan dengan hafalan beberapa kata dan doa singkat.
Contoh:
-
Lagu pengantar doa: mana jari
Mana
jari, mana jari, di sini, di sini
Halo
apa kabar, baik baik saja
Bertemu,
berdoa.
Syair
|
Gerakan
|
Mana
jari, mana jari
|
Jari
tangan disembunyikan dibalik tangan
|
Disini,
disini
|
Tanagn
kanan dikeluarkan, kemudian disusul tangan kiri, sambil digoyang-goyang.
|
Hallo
apa kabar
|
Jari
tangan kanan digerakkan membuka dan menutup
|
Baik-baik
saja
|
Jari
tangan kiri digerakkan membuka dan menutup, seolah-olah bersahutan.
|
Bertemu
|
Bertepuk
tangan
|
Berdoa
|
Tangan
dilipat dan mata terpejam
|
-
Pujian sebelum doa : Bapa terima kasih
Bapa terima kasih
Bapa terima kasih
Bapa di dalam surga
Puji terima kasih
Saat
menyanyikan lagu ini, ajak anak-anak bernyanyi dengan sikap doa.
-
Permainan menebak suara
hewan
“petok-petok suara apa
ya??”
“meong, meong, meong
suara apa ya??”
“kwek, kwek,kwek, suara
apa ya??”
“Mbek, mbek,mbek, suara
apa ya??”
2. Batita
(2-3 tahun)
1. Cerita
Nyanyikanlah sebuah
lagu sebagai dasar cerita, kemudian lanjutkan dengan bercerita.
Contoh:
-
Guru akan bercerita.
Sebelum menyampaikan cerita, anak diajak menyanyikan lagu yang berhubungan
dengan tema. Kemudian dilanjutkan dengan bercerita.
2. Alat
peraga yang dapat disentuh, diraba, dirasa bahkan dimakan
Contoh:
-
Alat peraga yang
disentuh berupa gambar, boneka, berbagai macam bentuk benda dari lilin.
-
Alat peraga yang dapat
dimakan. Misalnya, bunga-bunga yang dibuat dari permen atau kerupuk yang
digambar dengan pewarna makanan.
-
Alat peraga dari
karton, kardus, kertas, yang dibuat wayang, rumah-rumahan, bunga dan
sebagainya.
3. Agar
anak aktif, mintalah mereka untuk menunjukkan kemampuan masing-masing
Contoh:
-
Bernyanyi didepan kelas
-
Membawa dan mengedarkan
kantong persembahan
-
Berdoa dengan dibimbing
oleh guru
4. Guru
memberikan aktivitas dengan memberi perintah-perintah singkat
Anak sudah dapat diajak
membuat lingkaran, berbaris, melompat, berlari dan melempar. Lagu pujian dapat
digunakan sabagai variasi aktivitas, misalnya lagu happy ya..ya..ya lengkap dengan gerakannya. Setiap guru dapat
membuat kreasi baru.
3. Balita
(4-5 tahun)
1. Cerita
Alkitab menjadi tujuan pembelajaran, memberikan aplikasi dan ilustrasi
Contoh:
Tuhan adalah gembalaku
Aplikasi: mengarahkan
anak supaya dapat mengetahui gembala ialah Yesus yang penuh kasih yang
memelihara anakNya dengan lembut.
2. Mengajar
disiplin pada anak dengan berusaha tepat waktu atau memberikan pekerjaan rumah
pada anak
Contoh:
-
Memulai sekolah minggu
tepat waktu
-
Mengakhiri sekolah
minggu tepat waktu. Jiak ada keterlambatan segera beritahu anak-anak
-
Jika ada yang
terlambat, tanyakan alasannya terlambat dan ingatkan untuk minggu depan tidak
terlambat lagi
-
Jika ada yang ingin ke
kamar kecil, ingatkan untuk minta izin kepada guru terlebih dahulu
-
Jika memunjam
barang-barang milik sekolah minggu, harus dikembalikan ketempat semula
-
Memberi pekerjaan
rumah, misalnya menghafal ayat emas untuk diulang minggu depan, atau menyiapkan
dan membawa alat untuk perlengkapan aktivitas minggu depan. Misalnya: gunting,
pensil, buku gambar, lem dan sebagainya.
-
Jangan memberikan
pekerjaan rumah terlalu banyak dan sulit karena anak-anak sudah mempunyai
pekerjaan rumah dari sekolah formal.
-
Membawa makanan untuk
ditukar dengan teman dan dimakan bersama.
-
Membawa tanaman hidup
di pot dan ditanam bersama-sama.
-
Memberikan salam saat
bertemu dan ketika akan berpisah.
3. Permainan
bersifat kelompok
Contoh:
-
Permainan anak gembala
4. Aktivitas
menggunting dan melipat yang dapat dilakukan dalam kelompok maupun individu
Contoh:
-
Aktivitas kelompok
-
Aktivitas mewarnai,
misalnya mewarnai gambar Yesus dan domba.
-
Menggunting gambar dan
menempelkannya pada buku gambar.
5. Perhatian
guru dapat ditunjukkan pada aktivitas anak dalam kelompok
Contoh:
-
Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang menang.
-
Guru memberikan pujian
kepada kelompok yang kompak.[5]
2.9.1.
Program
dalam Mengajar (0-5 tahun)
1.
Variasi
irama musik
-
Mendengarkan
bermacam-macam musik rohani untuk anak
-
Mendengarkan variasi
tempo dan warna musik rohani
2.
Pengenalan
tokoh Alkitab melalui gambar
-
Mengenal gambar Yesus
Kristus
-
Mengenal gambar domba
-
Mengenal tempat dari
gambar
-
Mengenal gambar Tuhan
Yesus yang menggembala
3.
Pengenalan
lingkungan Gereja
-
Berjalan-jalan
dilingkungan sekitar gedung Gereja
-
Memperkenalkan berbagai
macam ornamen Greja, misalnya: mimbar, Alkitab, buku nyanyian, dan kantong
persembahan
4.
Bermain
bersama
-
bermain petak umpet
-
bermain bersama dalam
kelompok
5.
Lomba
diam pada waktu tertentu
-
Melatih penguasaan diri
anak. Lomba “diam” saat mendengarkan cerita dapat melatih konsentrasi anak
-
Lomba diam yang
diterapkan saat ditinggal orangtua akan menolong anak belajar menahan diri.
6.
Belajar
berdoa
-
Mengajarkan kepada anak
untuk senantiasa bersyukur melalui doa
-
Belajar bersikap baik ketika
berdoa, misalnya: melipat tangan, menutup mata, kemudian berdoa
7.
Berbagai
lomba lainnya
-
Mewarnai gambar[6]
2.9.2.
Mengajar
Berdoa secara Kreatif
Tahap I Mengulangi
Kalimat Guru
-
Berdoa dengan
mengucapkan per bagian kalimat.
-
Variasikan tema doanya.
-
Pada tahap ini ajarkan
pula sikap doa yang benar.
-
Variasikan kegiatan doa
dengan lagu dan gerakan.
Tahap II Mengajarkan
Berbagai kebutuhan Doa bagi Anak
-
Doa sebelum makan dan
sebelum tidur.
-
Saat kesepian di rumah
atau takut.
-
Saat merasa bersalah.
-
Memohon sesuatu yang
diperlukan.
-
Doa untuk keluarga:
Kakek, Nenek, Papa, Mama, Adik dan sebagainya.
Tahap III Kreasi Doa
-
Membisikkkan doa pada
satu anak; kemudian disampaikan pada anak yang lain.
-
Posisi berdoa dengan
berlutut atau bergandengan tangan.
-
Berdoa berkelompok.
-
Posisi berdoa dengan
menirukan gambar Yesus yang sedang berdoa/ orang berdoa.[7]
2.9.3.
Mengakhiri
Sekolah Minggu secara Kreatif
a.
Memberikan
kenang-kenangan
-
Pembatas Alkitab
-
Permen atau manisan.
-
Kartu gambar berseru.
-
Biskuit.
-
Kartu nama bertuliskan
nama masing-masing anak.
-
Puzzle yang harus
dikumpulkan dan dirangkai dirumah. Anak yang dapat merangkai secara benar dan
lengkap akan mendapat hadiah dipertemuan Sekolah Minggu berikutnya.
b.
Membuat
Lingkaran dan bersalaman
-
Setelah mengakhiri
pelajaran di Sekolah Minggu, anak diajak membuat lingkaran kemudian bersalaman
berurutan.
-
Iringi kegiatan
bersalaman dengan pujian penutup.
c.
Memberi
Salam perpisahan yang hangat
-
Guru memberikan salam
kepada setiap anak dengan hangat.
-
Berdirilah di dekat
pintu keluar. Kemudian berilah jabat tangan kepada anak. Dan bantulah mereka
memakai sepatu atau sandal.
d.
Menyanyikan
Lagu diakhir kebaktian
-
Menyanyikan Lagu:
Bapa terima kasih, bapa
terima kasih
Bapa di dalam surga,
puji terimakasih, Amin.[8]
III.
Kesimpulan
Dari
bahan pengajaran yang sudah di jelaskan dalam paper ini, terlebih dahulu dalam
mengajar anak balita kita harus mengetahui siapa pribadi dari anak balita
tersebut. Harus juga mengetahui bagaimana karakter dari setiap usia anak balita
agar dapat memudahkan dalam memahami keinginan mereka untuk mengajar mereka
tentang Firma Allah. Dalam mengajar anak balita harus memakai metode beserta
media dalam mengajar, memberikan perhatian dan nyanyian agar mereka dapat
mengikuti ajaran yang diajarkan oleh guru. Guru diharapkan dalam mengajar untuk
dapat benar-benar memberikan pengajaran dengan baik yang dapat diterima oleh
anak. Guru dapat mengajarkan bagaimana cara berdoa. Dan guru dituntut untuk
memberikan alat peraga yang membantu anak dalam menerima pengajaran.
Tema
yang diambil untuk menjadi contoh bahan pengajaran guru/pengajar ialah
Gemabalaku dengan nats Alkitab Mazmur 23. Dimana dalam tema yang beriringan
dengan nats ini, guru memperkenalkan siapa yang dimaksudkan dengan gembala.
Guru menyampaikan kepada anak melalui metode-metode bahwa gembalaku ialah
Yesus. Yesus adalah seorang gembala yang baik, yang penuh kasih, dan selalu
menuntun domba-dombaNya.
IV.
Daftar
Pustaka
Claire
Barth Marie dan B. A. Pareira, Tafsiran
Alkitab Kitab Mazmur 1-72, Jakarta: BPK- GM, 2003.
Henley
Karyn dan Joseph Sapulich, Ku Baca
Alkitab Tiap Hari, Jakarta: BPK-GM, 2011.
Lie
Paulus, Terampil Mengajar Balita, Yogyakarta:
IKPI, 2009.
Sumber
lain:
http://googleweblaight.com/pengertian-balita.html,
pada tanggal 8 November 2016, Pukul. 10.48 WIB
[1] http://googleweblaight.com/pengertian-balita.html, pada tanggal 8 November
2016, Pukul. 10.48 WIB
[2] Paulus Lie, Terampil Mengajar Balita, (Yogyakarta:
IKPI,2009), 109-117
[3] Marie Claire Barth dan
B. A. Pareira, Tafsiran Alkitab Kitab
Mazmur 1-72, (Jakarta:BPK- GM, 2003), 294-295
[4] Karyn Henley dan Joseph
Sapulich, Ku Baca Alkitab Tiap Hari,
(Jakarta: BPK-GM, 2011), 66-67
[5] Paulus Lie, Terampil Mengajar Balita, 5-13
[6] Paulus Lie, Terampil Mengajar Balita, 151-152
[7] Paulus Lie, Terampil Mengajar Balita, 17-18
[8] Paulus Lie, Terampil Mengajar Balita,91-92
Tidak ada komentar:
Posting Komentar