DASAR TEOLOGIS, DASAR
PEDAGOGIS, DASAR FILOSOFIS PAK ANAK/REMAJA
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan
agama kristen sangat dibutuhkan di semua tingkat atau kalangan kehidupan
manusia , termasuk pada kalangan anak/remaja. Anak/ Remaja adalah milik Tuhan
yang sangat membutuhkan pendidikan kristen agar mereka dapat menjadi orang yang
kristiani. Dalam paper telah di jelaskan bagaimana suatu dasar Teologis,
Pedagogis , dan juga Filosofis PAK Anak/Remaja. Yang dimana pengajaran PAK
Anak/Remaja harus bersumberkan dan berlandaskan pada Yesus Kristus sebagai
teladan umat.
II.
PEMBAHASAN
2.1.Dasar Teologis PAK
Anak/Remaja menurut Tokoh
Dalam
suatu proses bimbingan dan pendidikan pasti mempunyai suatu landasan atau
dasar- dasar pendidikan. Pendidikan Kristen yang terdiri dari tugas, proses dan
tujuan pendidikan itu.[1]
1. Dalam
perjanjian Lama
Pendidikan
Agama Kristen dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh pendidikan lainnya
dalam masyarakat telah berlangsung sejak jaman perjanjian lama. Dalam kitab
kejadian 12:1-3 dijelaskan bahwa Allah merencanakan bangsa Israel menjadi
bangsa yang besar di muka bumi dan menjadi umat pilihan Allah. Sebagai umat
pilihan Tuhan , Allah memberikan hukum dan mereka harus berpegang dan
menjalankan huku- hukum tersebut, slah satu contoh yaitu yang terdapat pada
kitab Ulangan 6:7. Dalam nats ini jelas bahwa ada keharusan untuk mengajarkan
firman Tuhan kepada anak- anak secara terus menerus. Dengan demikian tugas
pendidikan sangat penting bagi anak- anak baik formal maupun informal. Karena
pendidikan anak adalah salah satu aktivitas utama sebagai konsekuensi bangsa Israel
sebagai bagsa pilihan Allah. Keluarga Yahudi beranggapan bahwa anak- anak
adalah pemberian Tuhan dan orang tua bertanggung jawab kepada Allah untuk
mengajar mereka dan yang bertindak sebagai guru yang pertama sekali.[2]
2. Dalam
perjanjian Baru
Dalam
perjanjian baru menjelaskan ada dua sumber pendidikan Agama Kristen yaitu:
a) Yesus
Robert
R. Boehlke menyatakan: “ Yesus merupakan buah dari pendidikan Yahudi”. Dengan
demikian pengajaran Yesus dikembangkan dari pendidikan Yahudi. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa PAK dalam perjanjian baru berpusat kepada Yesus sendiri.
Mengenai masa anak-anak Yesus tidak banyak dijelaskan dalam perjanjian baru,
tetapi dalam kitab injil Lukas dikatakan bahwa Yesus mengalami masa kanak-
kanak, Yesus menerima pendidikan dalam Keluarga. Sebagaimana orang yahudi,
orang tua Yesus juga pastilah mengajarkan suatu pengakuan iman Jahudi. Hal ini
disinggung Yesus, ketika Yesus ditanyai mengenai hukum yang terutama ( Mat.
22:35-38). Yesus sudah menghapal beberapa ayat pilihan dari kitab Taurat,
beberapa Amsal yang sederhana dan
beberapa ayat pilihan dari Mazmur. Salah satu contohnya pada usia 12 tahun
Yesus berada di Bait Allah, dan Dia berdiaolog dengan para pemimpin Agama ( Luk
2:46). Hal itu menunjukkan bahwa Yesus memiliki kemampuan sebagai hasil dari
pendidikan dalam keluarga.[3]
b) Paulus
Pendidikan
Agama Yahudi, pertama sekali diperoleh Paulus dari keluarga yaitu dari orang
tuanya. Dalam Kisah Para Rasul 22:3 dan Filipi 3:5 jelas dikatakan tentang
Paulus. Sebagai keluarga Ibrani yaitu sistem Patriakat. Hal ini dialami oleh
paulus dimana peran Bapak sangat besar
mempengaruhi kehidupan paulus. Khususnya dalam keketatan terhadap hukum- hukum
agama Israel, taurat maupun hukum- hukum Musa. Pendidikan agama yang diterima
paulus dari orang tuanya menjadikan paulus sebagai orang Jahudi yang baik dan
hebat. Disamping pendidikan yang diterima paulus dalam keluarga sejak umur lima
tahun Paulus sudah masuk sekolah di rumah ibadat. Setelah paulus berumur 12
tahun ia sudah menjadi anak Taurat. Pendidikan agama yang kedua yang diterima
oleh paulus ketika ada di Yerusalem,
sebagai murid Gamaliel. Dalam surat Paulus kepada jemaat Galatia, paulus
mengakui bahwa pernah hidup sebagai orang Farisi, sangat patuh terhadap tradisi
lisan yaitu adat istiadat nenek moyang yang mereka taati smapai
sekecil-kecilnya. Hal ini tentu mempengaruhi kehidupan paulus sewaktu
anak-anak. Sebagai orang tua yahudi yang taat, orangtuanya mengirimkannya unuk
dididik di Yerusalem, di bawah pimpina Gamaliel. Sebagai seorang murid
Gamaliel, paulus menunjukkan kemajuan dalam studinya di yerusalem. Dengan
demikian paulus mendapat pendidikan tinggi dan mempunyai pemahaman yang luas
mengenai Agama yahudi itulah sebabnyapaulus menekankan pentingnya untuk mengajar anak-anak.[4]
Secara
Etimologi, teologi berasal dari bahasa Yunani” Theos” yang artinya Tuhan dan “Logos”
yang artinya Firman atau perkataan. Jadi teologis adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang Firman Allah. Dasar teologi PAK Anak/ Remaja menurut para
tokoh antara lain:
1) Marthin
Luther[5]
Menurut Luther, ada 4
dasar teologi yang menjadi Landasan pendidikan:
a. Keadaan
berdosa dari setiap warga
Marthin Luther sadar
benar bahwa dirinya adalah manusia berdosa dan hal inilah yang mendorongnya
mencari jalan keluar yang dapat memuaskan jiwanya, sehingga harus memahami
injil secara benar. Dngan pemahaman inilah Marhin Luther melakukan pengajaran
melalui pendidikan di sekolah. Menurutnya harus ada pendidikan Kristen bagi
para muda-mudi agar mereka diperlengkapi dalam iman.
b. Imamat
semua orang percaya
Setiap orang memiliki
hak yang sma sebab orang yang dibenarkan oleh iman telah dijadikan mahluk baru
dalam Kristus. Menurut Luther, perlu diperlengkapi semua warga agar mampu
memenuhi kesempatan dan kewajiban yang termasuk dalam panggilan mulia dengan
cara mereka dididik dalam Firman Allah.
c. Pembenaran
oleh iman
Dengan menerima
kenyataan pembenaran oleh iman, Luther melihat ada hubungan yang baru antara
manusia dengan Allah, yaitu hubungan kepercayaan dengan Allah dan kasih kepada sesamanya. Setiap warga
perlu belajar bagaimana melayani sesamanya
karena pengetahuan itu tidak disampaikan secara otomatis bersama dengan
pengalaman pembenaran karena iman.
d. Firman
Allah
Menyatakan bahwa
Alkitab merupakan dasar dari firman Allah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
-
Yesus secara pribadi
dan ajaranNya adalah Firman Tuhan, menurut Marthin Luther, firman Allah itu
adalah sebagaimana yang dikatakan Rasul Paulus dalam Roma 1, Firman Allah
tentang PutraNya yang dijadikan dagingyang sengsara yang bangkit dari antara
orang mati, yang dimuliakan melalui Roh menyucikan.
-
Alkitab sebagai Iman,
Luther mempunyai pandangan dinamis terhadap prakarsa Allah. Memang Allah
berfirman melalui Alkitab namun Amantnya mustahil dijilidkan secara tuntas
dalam buku insani apapun. Namun, pemabtas firman jangan dipakai alasan oleh
para warga Kristen sehingga tidak bergaul dengan Isi Alkitab sehingga salah
satu bentuk Firman.
-
Firman sebagai amanat
Allah yang diberitahukan kepada warga Kristen.
2) Robert
R. Boehlke
Robert
R. Boehlke juga mengutip pernyataan John
Calvin (1509-1664) yang mendefinisikan: Pendidikan Agama Kristen adalah
pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra- putri gereja agar mereka
terlibat dalam penelaah Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh
Kudus. Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan mendidik semua putra- putri
gereja agar mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan
gereja, dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-
caramengejewantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam
pekerjaan sehari- hari serta bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi
kemuliaanNya sebagai Lambang ucpana syukur mereka yang dipilih dalam Yesus
Kristus.[6]
3) Origenes
Origenes
adalah seorang Kristen dan juga seorang pendidik. Dimana dia mengatakan bahwa
para pelajar itu tidak digolongkan dengan umur tertentu, yang mana menganggap
Allah itu benar- benar Bapa mereka berarti tergolong dalam istila “anak-anak”
yang mana masih membutuhkan pengajaran dan hendaknya juga para pelajar itu
memiliki kemauan untuk diajar. Dan dia selalu mengajarkan akan pengenalan anak-
anak remaja itu kepada injil Tuhan.[7]
4) Clementus
Clementus
adalah seorang pengajar yang bereperan penting dalam pendidikan. Dia mengatakan
bahwa Allah memanfaatkan kemampuan guru dan pengetahuannya, baik kebutuhan
pelajar maupun pengalamnnya agar pengalaman itu dipakai lagi untuk
menyelamatkan para pelajar dari kesalahan dan berhubungan Allah sendiri.[8]
5) Johann
Heindrich Pastalozzi
Pastalozzi
menulis 5 pokok teologi utama yaitu:
-
Kepercayaan kepada
Allah Bapa
-
Alllah sebagai pedoman
-
Yesus Juruselamat
manusia
-
Manusia, jati dirinya
dan tugasnya
-
Pengalaman iman secara
pribadi.
6) Yohanes
Calvin
Teologi
yang menjadi dasar pandangan Calvin terhadap pendidikan Kristen yaitu, membahas
tentang isi institutionnya secara menyeluruh. Karena didalam terdapat pikiran
paling dasar dan membagi beberapa bagian yaitu:
-
Kedaulatan Allah
Dalam kedaulatan Allah
menyatakan dirinya sebagai 3 pribadi: Bapa, Anak, dan Roh. Dalam Alkitab, Allah
yang berdaulat atas dunia karena dialah yang menciptakan segala sesuatu yang
ada dan ia menciptakan dan memelihara kekuatan dalam hidup terdapat dalam Yes.
40:28b.
-
Alkitab sebagai Firman
Allah
Kedaulatan
Allah Bapa dan Roh Kudus menjadi factor utama dalam pikiran dan pemahaman yang merupakan firman Tuhan. [9]
7) Ray
Mossholder
Dalam
bukunya cara mendidik anak di tengah lingkungan yang makin sekuler, menjelaskan
beberapa ajaran dasar untuk remaja. Yang pertama mengajar remaja untuk mempercayai Alkitab ( Yoh. 8:31-32). Allah tidak pernah
berbohong, karena untuk selama-lamanya firman Tuhan tetap teguh. Mareka dapat
mempercayai Firman Tuhan, karena firman Tuhan tidak pernah berubah. Yang kedua
adalah ajarlah mereka tentang baptisana air. Tuntutan Allah kepada setiao orang
kristen baru adalah baptisan air. Yang ketiga ajar mereka untuk melayani.
Sevagai orang tua adalah hal yang menggetarkan ketika meliaht anak remajanya
bersukacita malayani Kristus. Yang keempat adalah ajar mereka tentang kuasa
doa. Kristus pun menjadi teladan bagi semua orang bahwa dalam doa ada kuasa
yang berasal dari Allah.[10]
8) Yohannes
Amos Comenisu
Manusia dapat dididik
secara benar karena itulah maksud Allah bagi manusia. Allah ingin agar anak-
anak maupun remaja mau belajar tentang firman Allah yaitu dari Alkitab. Anak –
anak perlu mendapatkan didikan tentang Allah dan kehendak Allah agar mereka
dapat menjadi anak- anak terang. [11]
Jadi, saya dapat
simpulkan bahwa dasar teologis PAK anak/ remaja itu adalah adanya kedaulatan
Allah , yang artinya itu bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh atas manusia.
Kepercayaan kepada Allah Bapa Allah sebagai pedoman, Yesus adalah Juruselamat
dunia, manusia memiliki jati dirinya dan tugasnya, pengalaman iman secara
pribadi, dan adanya ajaran bahwa Alkitab adalah sebagai firman Tuhan.
2.2.Dasar Pedagogis PAK
Anak/Remaja menurut Tokoh
Kata pedagogi berasal
dari bahasa yunani “ paidagogeo” yang
berarti paido “anak” dan ago “ memimpin”
maka maknanya secara harafiah maknanya memimpin anak. Pedagogis adalah ilmu
yang ilmu yang setua umur manusia. Karena semenjak manusia lahir sudah ada kegiatan
untuk mendidik anaknya mengenai tingkah laku sehari- hari.[12]
Karena setiap oknum yang mendapat pendidikan disebut
sebagai oknum ( Ef. 6:1-4) dalam proses mendidik perlu dipesrsiapkan dengan matang karena yang dihadapi adalah
manusia, menyangkut nasib dan kehidupan manusia serta hak asasinya. Perbuatan
mendidik bukan hal yang mudah , melainkan perbuatan yang memang benar- benar
disadari dalam dalam rangka membimbing anak/remaja kepada suatu tujuan yang
akan dicapai. Karena pada saat usia tersebutlah mereka memiliki kemauan ingin
tahu yang besar dan anak/remaja masa pencarian jati dirinya dan ini juga masa
yang sudah terpengaruh.[13]
Ada
beberapa subjek dari pendidikan PAK dalam penerapan pedagogis yaitu:
a. Gereja
Adanya melalui kebaktian umum, sekolah minggu
dan juga dalam persekutuan muda/ mudi
b. Keluarga
Kepala keluarga harus mampu membentuk
keluarganya menjadi keluarga yang baik dan menjadi teladan bagi anak- anaknya
c. Sekolah
Di dalam sekolah mampu mengembangkan
kurikulum yang sudah di tetapkan. Isi yang bersumber dari Alkitab dan teladan Yesus Kristus.
Ada juga beberapa jenis- jenis umur
dalam pengelompokan pengajaran pedagogis yaitu: 1. Kelopmpok anak- anak ( umur
1-11 tahun), 2. Kelompok remaja ( umur 12-17) dalam kelompok renaja pada tahap
ini adalah masa transisi yang mana karateristiknya berjangkauan luas dan penuh warna dan hal ini kekuatan besar
bagi Gereja dan Keluarga. Dan 3. Kelompok dewasa ( 18-34).[14]
1.
Prof. Langeveld
Ada beberapa dasar pedagogis yang
dilaksanakan dalam pengajaran PAK anak/remaja menurut Prof. Langeveld yaitu:
ü Pendidikan
berlangsung seumur hidup (long life education). Dalam hal ini berarti bahwa
usaha pendidikan sudah dimualai sejak manusia itu lahir dari kandungan ibunya
sampai ia tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat
mengembangkan dirinya.
ü Tanggung
jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakan
dan juga pemerintah.
ü Bagi
manusia pendidikan merupakan satu keharusan, kerana pendidikan manusia akan
memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.
2.
Prof. Brubaccher
Beliau
mengartikan bahwa dasar pedagogis anak/ remaja adalah suatu proses timbal-
balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan sesamanya
dan juga lingkungannya.
3.
Higher
Dasar
pedagogis anak/ remaja meruapakan suatu lembaga dalam tiap- tiap masyarakat
yang beradap. Tetapi pendidikan juga tidak sama dalam setiap masyarakat. sistem
suatu pendidikan masyarakat dan tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip,
cita- cita, dan filsafat yang berlaku dalam masyarakat.
4.
Ki hajar Dewantara
Bahwa
pedagogis anak/ remaja itu adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak- anak.
Adapun maksudnya untuk menuntu segala sesuatu kodrat yang ada pada anak- anak,
agar sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.[15]
5.
Johann Hendrich
pestalozzi
Dasar
pedagogis anak/remaja meruapakan unuk menghasilkan seorang yang bijaksana dalam
kehidupannya, manusiawi dalam hubungan dengan sesamanya, dan bergantung pada
Allah. dalam hal ini juga ada beberapa point yang dinyatakan Johann mengenai dasar pedagogis anak/remaja:
a.
Pengajaran pertama
adalah ibu, ia menyatakan bahwa ibu adalah orang yang paling berperan penting
dalam menididik anak.
b.
Pengajar kedua yaitu
guru sekolah, guru wajib mengarahkan mahasisiwanya untuk berfikir dan merasa serta bertindak yang benar.
c.
Pengajar ketiga adalah
anak- anak menjadikan diri sebagai pembimbing terhadap anak yang lain yang
mengalami kesulitan dalam hal tertentu.
d.
Penngajar keempat
adalah pengalaman hidup. Pengalaman mengajarkan bahwasanya bakat itu tidak akan berkembang sebelum
dikembangkan.[16]
6.
Origenes
Dia
mengatakan bahwa kesan pertama yang dilakukan oleh pengajar itu akan membuat
pelajar- pelajar lebih tertarik. Dimana dia mengubah gaya ucapan untuk
mendobrak hati para pelajarnya ataupun membuat suatu yang menarik karena pada
dasarnya pelajar sangat suka dengan hal- hal yang sangat menarik.
7.
Clementus
Menurut
Clementus dasar pedagogis PAK anak/ remaja adalah:
a.
Pengajar : ia
menyebutkan bahwa pengajar adalah Yesus Kristus
b.
Pelajara: pelajar itu
siapa yang mau diajari adalah yang menganggap Bapa sebagai Bapa
c.
Kurikulum: kurikulum
yang diksud Clementus ialah hasil dari pengalaman pengajaran, pengalaman yang
membawa keselamatan
8.
Friederich W.A. Froebel
Ia
menyatakan bahwa dasar pedagogis anak/remaja merupakan suatu pencapaian
kehidupan yang setia. Sehingga peran orangtua
sangat diperlukan dalam kehidupan anak sehingga dapat juga membangun,
menghidupakan dan menghidukan sesuatu kekuatan
dalam berfikir dan dalam melakukan suatu kegiatan yang positif.[17]
9.
Jean jacques Rousseau
Menurutnya
bahwa seorang guru hendaknya merencanakan tugas belajar yang membangun atas
kekuatan dari pembawaan pelajar sementara ia menjauhkan diri dari hambatan
masyarakatnya yang cenderung menjinakkan daya cipta murid.
10.
Yohanes Amos Comenius
Comenius
mengembangkan semua kemungkinan yang tersirat dalam jati diri manusia sebagai
mahluk yang diciptakan segambar dengan Allah. jadi dalam hala ini dasar
pedagogis yang berdasarkan tujuan PAK adalah agar semua anak/ remaja baik laki-
laki maupun perempuan, tanpa terkecuali secara pesat dijadikan terpelajar ilmu
alam, murni dalam akhlak terlebih dalam kesalehan supaya dengan demikian semua
dididik dalam semua hal hal yang perlu untuk hidup masa kini, begitu pun di
dunia sekarang.[18]
Jadi,
dasar pedagogis yang dapat saya simpulkan adalah dimana di dalam suatu
pengajaran terdapat dasar- dasar yang dilakukan dalam melakukan pengajaran itu,
yaitu dengan adanya si pengajar, pelajar dan tujannya. Dalam hal ini sang
pengajar utama adalah Yesus Kristus dan pelajarnya ialah siapa yang mau di
ajari dan yang menganggap Allah betul- betul Bapa yang sehingga memperoleh
hasil dari pengalaman pengajaran, dan pengalaman yang membawa keselamatan.
2.3.Dasar Filosofis PAK
Anak/ Remaja menurut Tokoh
1.
Johann Friedrich
Herbert
Herbert
adalah seorang ilmu filsafat yang mengajarkan bahwa hendaknya guru
memperhatikan apa yang ada dalam diri anak. Dan guru wajib menolong pelajar
mengingat kembali gagasan dan pelajaran yang sebelumnya . dan hendaknya juga
guru menyampaikan gagasan baru dan pelajar ditugaskan untuk membandingkan
pengetahuan yang baru dan yang lama agar melatih mereka melihat perbedaan dan
persamaan dan juga menambah pengetahuan mereka.[19]
2.
Socrates
Prinsip-
prinsip dasar pendidikan menurut Socrates adalah metode dialektis yang
digunakan oleh Socrates yang mana telah menjadi dasar teknis pendidikan yang
direnacanakan untuk mendorong seorang pelajar untuk berfikir secara cermat,
untuk menguji coba diri sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuannya. Seorang
guru tidak perlu memaksa pengetahuannya kepada seorang siswa dituntut untuk
mengembangkan pemikirannya sendiri dengan berfikir secara kritis. Tujuan
pendidikan menurutnya ialah untuk meransang penalaran yang cermat dan disiplin
mental yang akan menghasilkan perkembangan intelektual yang terus menerus dan
standar moral yang tinggi.
3.
Harry Broudy
Filosofis
pendidikan agama kristen anak/ remaja adalah sebuah realitas yang khusus
tentang pengetahuan bahwa pendidikan kristen adalah sebuah ilmu pengetahuan dan
memiliki kemampuan seperti sebuah tubuh dari pengetahuan yang merupakan
penuntun dari pekerjaan.
4.
J. Donald Buther
Dasar filosofis pendidikan agama Kristen
anak/remaja melalui 4 tipe yaitu naturalisasi, idealisasi dan pragmatis.
5.
John dawey
Ia menyatakan bahwa pendidikan kepada
anak/ remaja yang bernafaskan filosofis menumpuk pada sebuah perkembangan dan
pada kenyataannya teologi timbul karena adanya filosofi pendidikan pada gereja
harus bertanggungjawab untu lebih kreatif dalam menyampaikan pendidikan agama
kristen yang bervariasi, unik, dan penuh dengan kebenaran.
6.
B. Samuel Sidjabat
Filsafat merupakan bahan kajian yang
memberikan pengetahuan nilai etika dan keindahan bagi anak/ remaja serta suatu
kegiatan yang dilakukan anak/remaja dalam keadaan sadar yang melibatkan sikap (
attitude).[20]
7.
Louis O. Kattasoff
Menurutnya
lapangan filsafat meliputi segala pengetahuan anak/remaja serta segala sesuatu
apa saja yang ingin manusia ketahui.
Jadi,
dasar filosofis PAK anak/ remaja yaitu seorang pengajar harus mampu melihat apa
yang ada dalam diri anak/remaja tersebut sehingga seorang pengajar mengetahui
dan mampu gagasan apa yang yang harus
diberikan dan seorang pengajar juga tidak perlu memaksakan anak/remaja mengenai
suatu pengetahuan tetapi biarkanlah dia sendiri yang mengembangkan pikirannya
tetapi tetap dituntun oleh pengajar sehingga ia bisa melibatkan diri pada sikap
yang baik baik dirumah, disekolah, digereja, di masyarakat, dll.
III.
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas
ada beberapa kesimpulan mengenai materi diatas
yakni:
1. Dasar
Teologis PAK Anak/Remaja merupakan adanya kedaulatan Allah , yang artinya itu
bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh atas manusia. Kepercayaan kepada Allah
Bapa Allah sebagai pedoman, Yesus adalah Juruselamat dunia, manusia memiliki
jati dirinya dan tugasnya, pengalaman iman secara pribadi, dan adanya ajaran
bahwa Alkitab adalah sebagai firman Tuhan.
2. Dasar
filosofis PAK Anak/ Remaja yaitu seorang pengajar harus mampu melihat apa yang
ada dalam diri anak/remaja tersebut sehingga seorang pengajar mengetahui dan
mampu gagasan apa yang yang harus
diberikan dan seorang pengajar juga tidak perlu memaksakan anak/remaja mengenai
suatu pengetahuan tetapi biarkanlah dia sendiri yang mengembangkan pikirannya
tetapi tetap dituntun oleh pengajar sehingga ia bisa melibatkan diri pada sikap
yang baik baik dirumah, disekolah, digereja, di masyarakat.
3.
Dasar pedagogis PAK
Anak/ Remaja adalah dimana di dalam suatu pengajaran terdapat dasar- dasar yang
dilakukan dalam melakukan pengajaran itu, yaitu dengan adanya si pengajar,
pelajar dan tujannya. Dalam hal ini sang pengajar utama adalah Yesus Kristus
dan pelajarnya ialah siapa yang mau di ajari dan yang menganggap Allah betul-
betul Bapa yang sehingga memperoleh hasil dari pengalaman pengajaran, dan
pengalaman yang membawa keselamatan.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
Boehlke
R., Sejarah perkembangan dan pemikiran dan praktek
PAK dari Plato sampai Ignatius Layola, Jakarta: BPK-GM, 1991
Boehlke
Robert R., sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK
dari yahonnes amos comenius sampai perkembangan PAK di indonesia, Jakarta:BPK-GM,
2010
Gultom
Rida & dkk, pendidikan Agama Kristen
kepada anak-anak, Medan:Mitra, 2011
Ismail
Andar, Ajarlah mereka melakukan, Jakarta
: BPK-GM, 2009
Kristianto
Paulus Lilik, prinsif dan praktik
pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: ANDI, 2006
Mossholder
Ray, cara mendidik anak di tengah lingkungan yang
makin sekular, Yogyakarta: ANDI, 1998
Salam
H. Burhanuddin , pengantar pedagogik, Jakarta: Rineka
cipta, 2002
Salam
H. Burhanuddin, pengatar Pedagogik, Bandung: Rineka Cipta,
2002
Stefanus
Daniel, sejarah tokoh- tokoh besar PAK, Bandung: Bina media informasi, 2009
Sukarman
Timotius, Gereja yang bertumbuh dan berkembang, Yogyakarta:
ANDI. 2012
[1] Paulus Lilik Kristianto, prinsif dan praktik pendidikan Agama Kristen, ( Yogyakarta: ANDI,
2006), 5
[2] Rida Gultom & dkk, pendidikan Agama Kristen kepada anak-anak, ( Medan:Mitra, 2011), 15
[3] Ibid, 16-17
[4] Ibid,
17-18
[5] R. Boehlke, Sejarah perkembangan dan
pemikiran dan praktek PAK dari Plato sampai Ignatius Layola,( Jakarta:
BPK-GM, 1991), 384-390
[6] Ibid,
342
[7] Ibid, 107
[8] Ibid,
103-105
[9] Ibid,
384
[10] Ray Mossholder, cara mendidik anak di tengah
lingkungan yang makin sekular, ( Yogyakarta: ANDI, 1998), 153
[11]R. Boehlke , sejarah perkembangan pikiran dan praktek perkembangan PAK dari Plato-
Ignatius Layola, 29-30
[12] H. Burhanuddin Salam , pengantar pedagogik, (
Jakarta: Rineka cipta, 2002), 1-2
[13] Timotius Sukarman, Gereja yang bertumbuh dan
berkembang, ( Yogyakarta: ANDI. 2012), 45-48
[14] Andar Ismail, Ajarlah mereka melakukan, ( Jakarta : BPK-GM, 2009), 135
[15] H. Burhanuddin Salam, pengatar Pedagogik, (
Bandung: Rineka Cipta, 2002), 3-4
[16] Robert R. Boehlke, sejarah perkembangan pikiran dan
praktek PAK dari yahonnes amos comenius sampai perkembangan PAK di indonesia,
( Jakarta:BPK-GM, 2010), 58
[17] Daniel Stefanus, sejarah tokoh- tokoh besar PAK, ( Bandung: Bina media informasi, 2009),
192-132
[18] Robert R. Boehlke, sejarah perkembangan pikiran dan
praktek PAK, 87
[19] Ibid,
107
[20] B. Samuel Sidjabat, strategi pendidikan Kristen, 2-3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar